"Preemtif merupakan langkah awal untuk mengubah mindset masyarakat, mengajak dan memberikan pemahaman kenapa mudik tahun ini dilarang," kata Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Pol Arief Sulistyanto di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Operasi Ketupat 2021 digelar 155.000 personel gabungan dilibatkan
Pada tahapan tersebut petugas kepolisian memberikan penjelasan ke masyarakat sehingga pesan-pesan larangan mudik sampai dengan benar. Sasarannya agar masyarakat paham dan mengerti ada ancaman jika tetap memaksakan mudik di masa pandemi.
"Inilah narasi-narasi yang kami sampaikan ke bawahan supaya bisa dikomunikasikan dengan masyarakat," ujar dia.
Polisi juga menerapkan kebijakan atau langkah preventif yang bekerja sama dengan berbagai kementerian dan lembaga terutama menguatkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro.
Terakhir, upaya mencegah masyarakat agar tidak nekat melakukan mudik Idul Fitri ialah penegakan hukum secara tegas namun tetap mengedepankan sisi humanis.
Baca juga: 155 ribu personel diturunkan dalam Operasi Ketupat 2021
Secara umum Polri telah melaksanakan dua operasi sebelum mudik yakni operasi kewilayahan keselamatan pada 12 hingga 25 April atau kegiatan kepolisian yang ditingkatkan (KKYD), antisipasi arus mudik 26 April hingga 5 Mei 2021.
Selanjutnya pada 6 hingga 17 Mei atau masa larangan mudik oleh pemerintah, Polri melakukan operasi ketupat dengan kegiatan penggelaran pasukan dan penyekatan titik yang telah ditentukan serta penjagaan dan pengaturan.
"Semula ada 333 titik penyekatan lalu ditingkatkan menjadi 381 titik penyekatan," katanya.
Terakhir, setelah mudik Polri akan meningkatkan kegiatan kepolisian terkait antisipasi arus mudik 2021.
Baca juga: Polri siap gelar Operasi Ketupat 2021
Baca juga: Kasatgas COVID-19: Keputusan larangan mudik adalah pilihan strategis
Baca juga: Anggota DPR: Sosialisasikan kebijakan "refund" tiket mudik
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2021