"Jumlah kasus menurun seolah-olah karena jumlah pelacakan kontak menurun jauh, kemudian jumlah tesnya menurun, sehingga harus hati-hati disikapi penurunan yang semu ini berbahaya, pemerintah saya anjurkan untuk tidak membiarkan kesan menurun ini, jadi harusnya meningkatkan pelacakan kontak dan pengujian," kata Yunis saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Satgas: Persentase pelacakan kontak erat positif COVID-19 masih rendah
Baca juga: Pakar imbau masyarakat kooperatif dalam pelacakan kontak erat COVID-19
Yunis menyarankan harus tetap waspada, karena penurunan kasus saat ini hanya bersifat semu. Jika dilakukan lebih banyak pelacakan kontak dan pengujian, bahkan terhadap orang tanpa gejala, kemungkinan akan lebih banyak kasus terungkap.
"Kalau OTG diperiksa kemudian kasus yang lain pelacakan kontak kasusnya akan lebih banyak lagi," tuturnya.
Yunis menuturkan saat ini penularan COVID-19 di masyarakat masih tinggi, sehingga harus benar-benar waspada untuk mengantisipasi agar tidak ada lonjakan kasus signifikan yang tidak diinginkan di masa akan datang.
Apalagi, dengan masuknya varian baru virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 ke Tanah Air, tentu itu menjadi perhatian, sehingga pengurutan genom virus menyeluruh harus makin luas dan masif dilakukan di Indonesia.
Dengan demikian, bisa dipetakan sebaran virus dan intervensi kesehatan yang tepat dan cepat dalam merespons keadaan yang terjadi.
Pada kondisi saat ini, kewaspadaan harus terus ditingkatkan dan protokol kesehatan harus selalu disiplin dilakukan. Penegakan hukum juga harus dilaksanakan dengan ketat dan tegas agar masyarakat tidak lengah, melainkan tetap mewaspadai penularan COVID-19 serta senantiasa menerapkan protokol kesehatan.
Baca juga: Anggota DPR dorong optimalisasi pelacakan kontak COVID-19
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021