Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggunakan teknologi lapisan ferosemen untuk penguat struktur rumah masyarakat yang mendapatkan bantuan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS), atau kerap disebut bedah rumah.Kami juga terus melakukan inovasi agar rumah masyarakat yang dibedah bisa kuat secara struktur bangunan dan layak dengan menggunakan berbagai teknologi yang ada seperti lapisan ferosemen.
"Kami juga terus melakukan inovasi agar rumah masyarakat yang dibedah bisa kuat secara struktur bangunan dan layak dengan menggunakan berbagai teknologi yang ada seperti lapisan ferosemen," kata Dirjen Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid dalam rilis di Jakarta, Jumat.
Ia mengemukakan bahwa dengan pemanfaatan teknologi tersebut, rumah yang dibedah melalui Program BSPS diharapkan dapat memenuhi persyaratan layak huni.
Baca juga: Kementerian PUPR sebut 8.115 rumah di Kalbar siap untuk dibedah
Hal itu, ujar dia, terutama dari segi keselamatan bangunan, meminimalkan kerusakan bangunan, dan keselamatan penghuni terhadap dampak bencana alam yang terjadi.
“Kami akan terus mendorong pelaksanaan Program BSPS di seluruh wilayah Indonesia. Program BSPS selain dapat meningkatkan kualitas rumah masyarakat yang sebelumnya tidak layak huni menjadi layak huni dengan dana stimulant dari pemerintah,” ujar Dirjen Perumahan Kementerian PUPR.
Khalawi menambahkan pemerintah terus berupaya meningkatkan jumlah bantuan Program BSPS untuk membantu masyarakat agar dapat memiliki hunian yang layak di berbagai daerah.
Pada tahun 2020 lalu, jumlah dana Program BSPS yang disalurkan kepada masyarakat sebesar Rp7,5 juta sedangkan di tahun 2021 jumlahnya ditingkatkan menjadi Rp20 juta per unit rumah.
Baca juga: Kementerian PUPR siap bedah 1.000 rumah di Kendal Jateng
Dana bantuan Program BSPS sebesar Rp20 juta dapat digunakan penerima bantuan untuk pembelian bahan material bangunan sebesar Rp17,5 juta dan pembayaran upah tukang sebesar Rp2,5 juta.
Sebelumnya, Khalawi juga sudah mengajak para insinyur di Indonesia untuk mendukung program pembangunan infrastruktur dan perumahan rakyat khususnya program sejuta rumah.
"Sumbangsih dan dukungan di bidang infrastruktur dan perumahan sangat dibutuhkan oleh Bangsa Indonesia. Kami juga mengajak para insinyur Indonesia untuk ikut mendukung program perumahan yakni program sejuta rumah untuk masyarakat," ujarnya.
Menurut dia, peran insinyur dalam program sejuta rumah sangat dibutuhkan untuk mewujudkan hunian yang layak dengan struktur dan konstruksi bangunan yang baik.
Selain itu, ujar dia, para insinyur juga harus mampu mengawasi pelaksanaan pembangunan dengan baik serta tidak kalah bersaing dengan insinyur dari luar negeri.
Ia memaparkan saat ini ada sekitar 260.000 insinyur yang tersebar di Indonesia maupun negara lain.
"Namun demikian, masalah penyediaan perumahan bagi masyarakat menjadi tantangan besar bagi para insinyur Indonesia Dari data yang ada saat ini tercatat backlog perumahan masyarakat masih cukup tinggi yakni sekitar 7,8 juta unit," ujar Khalawi.
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021