"Berdasarkan laporan, memang ada 10 anak dari salah satu panti asuhan di Wates terkonfirmasi positif COVID-19. Kami masih melakukan proses pelacakan. Sampai saat ini, sudah ada 30 kontak erat yang diswab, dan masih menunggu hasilnya," kata Kepala Dinkes Kulon Progo Sri Budi Utami di Kulon Progo, Minggu.
Ia mengatakan kasus ini berawal dari salah satu anak panti yang mengalami anosmia, yakni hilangnya kemampuan seseorang untuk mencium bau. Selanjutnya, pengurus panti membawa anak tersebut ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan medis. Anak itu juga diswab PCR, yang hasilnya positif COVID-19.
Dari hasil swab tersebut langsung dikomunikasikan dengan gugus tugas, kemudian langsung dilakukan pelacakan. Hasilnya, ada 10 anak asuh panti terkonfirmasi COVID-19.
Baca juga: Perumahan di Pati jadi klaster COVID-19 setelah 56 orang positif
"Setelah menerima laporan tersebut, kami melakukan penelusuran kontak erat. Diketahui, 10 anak panti yang usianya sekitar 15-17 tahun terpapar COVID-19," katanya.
Panti asuhan juga saat ini ditutup sementara untuk umum sampai kondisi di dalam panti sudah kondusif. Terlebih, Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo juga belum bisa menyatakan sumber penularan COVID-19 di panti asuhan. Mobilitas orang selama Ramadhan yang cukup tinggi disinyalir menjadi musabab munculnya COVID-19.
"Kami masih melakukan penyelidikan epidemiologi. Adapun, 10 anak tersebut menjalani isolasi di panti dan dengan pengawasan dari gugus tugas. Riwayat kasus belum tau ya, tapi mungkin karena mobilitas selama Ramadhan di panti tersebut kan cukup tinggi, jadi ada potensi penularan di situ," kata Sri Budi.
Adapun, merujuk data Gugus Tugas COVID-19 Kulon Progo, total kasus kasus terkonfirmasi hingga saat ini mencapai 5.246 kasus, dengan rincian 509 isolasi mandiri, 41 isolasi rumah sakit, 531 sembuh, 98 meninggal dunia dan 4.067 selesai isolasi.
Baca juga: Ratusan PMI masih dirawat di RSKI Pulau Galang
Sementara itu, Pengasuh Panti Asuhan Muhammadiyah Wates Rujianto mengatakan kronologi yang paling nampak adalah kegiatan buka bersama, jadi sebelumnya anak asuh panti diundang ikut pengajian dan buka bersama yang digelar kelompok remaja masjid di rumah makan Dahar Ndeso di Kedungsari, Pengasih, sehari kemudian ada anak panti yang mengeluh indra penciuman dan perasanya hilang.
Kegiatan tersebut digelar pada Sabtu (1/5) sore. Keesokan harinya atau Minggu (2/5), tiga anak asuh panti merasa indra penciuman dan pengecapnya hilang. Oleh Seksi Kesehatan Panti Muhammadiyah Wates, ketiganya dibawa ke RSUD Wates untuk menjalani test GeNose pada Senin (3/5). Namun saat itu hasilnya negatif.
Hasil swab test yang keluar pada Kamis (6/5/2021) menunjukkan bahwa ada 10 anak yang dinyatakan positif COVID-19 dan harus menjalani karantina. Adapun satu anak lagi yang dinyatakan negatif juga diikutkan karantina.
"Kami tetap mengikutkan anak asuh yang negatif menjalani isolasi mandiri. Hal ini untuk antisipasi karena saat swab test ikut bareng-bareng," katanya.
Selain kegiatan pengajian dan bukber, Rujianto mengatakan ada kemungkinan lain penularan itu bisa terjadi. Di antaranya mobilitas anak panti yang tinggi, mengingat ada anak yang sedang mengikuti praktik kerja lapangan (PKL) di Balai Desa Pengasih, selanjutnya tugas piket belanja setiap pagi ke pasar dan piket jaga kantor menerima tamu.
"Saat ini, Dinas Kesehatan masih melakukan penelusuran penyebab awal penyebaran COVID-19 di panti asuhan kami," katanya.
Baca juga: Tiga orang pemudik ke Sintang terdeteksi positif COVID-19
Baca juga: GTPP Denpasar sebutkan hari ini 36 orang terpapar COVID-19
Pewarta: Sutarmi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021