Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Aceh menyatakan kondisi rumah sakit rujukan pasien terinfeksi virus corona di daerah Tanah Rencong itu nyaris penuh, yang dipicu oleh penambahan kasus baru setiap harinya.Manajemen rujukan yang ketat sangat penting saat ini
“Tingginya kasus positif yang dirujuk ke rumah sakit menunjukkan meningkatnya kasus COVID-19 dengan gejala berat dan disertai penyakit komorbid,” kata Juru Bicara COVID-19 Aceh Saifullah Abdulgani di Banda Aceh, Senin.
Ia menyebutkan kasus COVID-19 Aceh bertambah 28 orang dalam laporan Minggu (9/5) malam, sehingga total kasus telah mencapai 11.830 orang.
Jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit memang meningkat sejak awal Mei 2021, sehingga ruang perawatannya nyaris penuh, ujarnya..
Ia menjelaskan kapasitas perawatan penderita COVID-19 di Aceh sebanyak 747 tempat tidur, termasuk rumah sakit lapangan RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh.
Kapasitas rumah sakit rujukan COVID-19 mencapai 747 tempat tidur, meliputi 82 tempat tidur Ruang Intensive Care Unit (RICU) dan 665 tempat tidur isolasi rumah sakit yang tersebar di seluruh Aceh. Paling banyak di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh yakni 15 tempat tidur RICU dan 70 tempat tidur isolasi.
Baca juga: IDI ingatkan gelombang kedua lonjakan kasus COVID di Aceh
Baca juga: Bertambah 100 orang, positif COVID-19 di Aceh capai 11.802 kasus
"Kapasitas RICU RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh yang saat ini terpakai sudah mencapai 11 tempat tidur atau 73,3 persen dari 15 kapasitas yang ada. Sedangkan kapasitas ruang isolasi yang sedang terisi sebanyak 53 tempat tidur atau 75,7 persen dari kapasitas tempat tidur yang tersedia," katanya.
Tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit rujukan utama RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh, perlu mendapat perhatian Satgas Penanganan COVID-19 kabupaten/kota, khususnya dalam manajemen rujukan pasien COVID-19.
Menurut dia pasien dengan kondisi medis dapat ditangani di RSUD kabupaten/kota sebaiknya tidak perlu dirujuk ke RSUD Zainoel Abidin. Efisiensi dan efektifitas penggunaan tempat tidur di rumah sakit rujukan utama harus benar-benar menjadi pertimbangan di tengah lonjakan drastis kasus harian.
"Rujukan pasien COVID-19 harus dilakukan secara selektif. Manajemen rujukan yang ketat sangat penting saat ini agar semua pasien COVID-19 di Aceh mendapat pelayanan secara optimal sesuai kebutuhan medisnya,” ujarnya.
Ia memperkirakan kasus-kasus baru positif COVID-19 akan terus meningkat dalam beberapa pekan ke depan, sehingga perlu diantisipasi dengan ketersediaan tempat perawatan atau ruang isolasi di RSUD kabupaten/kota. Optimasi fungsi ruang-ruang perawatan yang ada merupakan solusi jangka pendek yang perlu dipertimbangkan.
Oleh sebab itu dia meminta masyarakat agar lebih waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan, mulai dari memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun dalam upaya menghindari penularan virus corona.
“Jangan menantang virus corona, dan segera disiplinkan diri dan keluarga dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin,” katanya.
Selain kasus baru, Satgas COVID-19 Aceh juga melaporkan penambahan pasien virus corona yang telah sembuh sebanyak 93 orang serta enam orang warga dilaporkan meninggal dunia.
"Enam orang yang dilaporkan meninggal dunia dalam waktu 24 jam terakhir yakni warga Pidie tiga oran dan masing-masing satu orang warga Lhokseumawe, Bireuen dan warga Banda Aceh," katanya.
Secara akumulatif kasus COVID-19 di Aceh telah mencapai 11.830 orang, di antaranya para penyintas yang telah sembuh sebanyak 10.061 orang, pasien masih yang dirawat 1.295 orang dan penderita yang meninggal dunia sudah mencapai 474 orang.
Baca juga: Vaksinasi COVID-19 bagi lansia Aceh capai 3.730 orang
Baca juga: Kasus positif meningkat, warga Banda Aceh diimbau patuhi prokes
Pewarta: Khalis Surry
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021