• Beranda
  • Berita
  • Wali Kota: 41 ASN Pontianak jalani isolasi mandiri

Wali Kota: 41 ASN Pontianak jalani isolasi mandiri

10 Mei 2021 14:21 WIB
Wali Kota: 41 ASN Pontianak jalani isolasi mandiri
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono. ANTARA/Andilala

Untuk pelayanan publik tidak sampai terganggu, karena mereka (ASN) bisa bekerja dari rumah

Wali Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Edi Rusdi Kamtono menyatakan, sebanyak 41 orang aparatur sipil negara di lingkungan Pemko setempat menjalani isolasi mandiri karena terkonfirmasi positif COVID-19.

"Ada 43 orang yang tercatat dari kluster perkantoran, dari sebanyak itu dua orang diantaranya dirawat di rumah sakit," kata Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Senin.

Edi menjelaskan, untuk 41 orang yang menjalani isolasi mandiri karena kondisinya baik-baik saja atau dalam keadaan sehat, sementara dua orang lainnya memang harus menjalani perawatan di rumah sakit.

Baca juga: Kasus COVID-19 di NTT bertambah 70 orang

"Untuk pelayanan publik tidak sampai terganggu, karena mereka (ASN) bisa bekerja dari rumah," ujarnya.

Dia menambahkan, temuan kasus itu, berawal dari hasil swab test antigen pada satu pegawai yang dinyatakan positif COVID-19 pada Jumat (30/4), atas temuan itu, sehingga semua pegawai dalam satu ruangan sebanyak sembilan orang juga dilakukan swab test antigen dan hasilnya keluar Senin (3/5) yang juga dinyatakan positif COVID-19, dan dilakukan swab test antigen lainnya sehingga terdata 43 orang yang positif atau terjadi penularan yang beruntun.

"Atas temuan itu, kami sudah melakukan sterilisasi dengan disenfektan dan yang terkonfirmasi positif COVID-19 diwajibkan menjalani isolasi mandiri di rumah," ujarnya.

Baca juga: Riau waspadai lonjakan kasus COVID-19 di lima daerah

Dalam kesempatan itu, Edi kembali mengimbau kepada para ASN dan masyarakat untuk terus mengetatkan penggunaan masker dalam mencegah agar tidak terpapar COVID-19.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Sidiq Handanu kembali mengingatkan masyarakat akan terjadinya peningkatan kasus pandemi COVID-19 gelombang ketiga di kota itu, kalau masyarakatnya abai dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes).

Baca juga: Epidemiolog ingatkan warga untuk silaturahim lebaran secara virtual

"Sejak awal April 2021 ini ada tren kenaikan kasus seperti pada Oktober dan Nopember 2020, sehingga kami imbau pada masyarakat agar kembali menaati prokes dalam mencegah agar tidak terpapar COVID-19," katanya.

Dia menjelaskan, dalam sebulan terakhir ada tanda-tanda akan terjadi gelombang ketiga, hal itu bisa dilihat dari peningkatan kasus positif COVID-19, yakni 10-15 sekarang sudah mencapai 30 persen, dan angka hunian inap di rumah sakit juga mengalami peningkatan.

"Sehingga ada tanda-tanda awal akan terjadi peningkatan kasus sehingga mari kita bersama-sama melakukan pencegahan dengan, sesering mungkin mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak," ujarnya.

Pewarta: Andilala
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021