Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan memastikan pemerintah menjamin kelancaran dan pasokan distribusi logistik khususnya ke daerah 3T (terdepan, terpencil dan tertinggal) menggunakan kapal tol laut saat masa pengendalian transportasi.Angkutan logistik dengan menggunakan kapal tol laut tetap beroperasi normal dan tetap membawa muatan yang dibutuhkan oleh masyarakat
Hal ini diungkapkan Direktur Perkapalan dan Kepelautan Kementerian Perhubungan Capt Hermanta saat melakukan pemantauan kegiatan pengendalian transportasi selama Idul Fitri di tiga titik Kepulauan Riau, yaitu Kijang, Tanjung Pinang dan Tanjung Uban. Pada kegiatan ini juga ikut mendampingi antara lain Kasubdit Angla Khusus dan Usaha Jasa Terkait Direktorat Angkutan Laut Capt Bharto Ari Raharjo.
"Kami laporkan dengan adanya pengendalian transportasi selama Idul Fitri di tiga titik pemantauan di Kepulauan Riau (Kijang, Tanjung Pinang dan Tanjung Uban) terjadi penurunan pergerakan penumpang yang sangat signifikan. Namun begitu, pelayanan logistik yang diangkut melalui kapal tol laut relatif stabil. Hal ini kami lakukan karena pemerintah tetap menjamin ketersediaan pasokan logistik ke daerah," kata Hermanta dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa.
Ia juga merinci bahwa dari pemantauan yang dilakukan di Pelabuhan Tanjung Pinang aktivitas pergerakan penumpang di antaranya rute Tanjung Pinang-Puggur, Tanjung Pinang-Karimun dan Tanjung Pinang-Dabo biasanya pada hari normal jumlah penumpang rata-rata 6.500 orang dan pada masa pengendalian transportasi ini menjadi turun menjadi hanya 230 orang.
Untuk Pelabuhan Tanjung Uban hampir sama terjadi penurunan penumpang yang cukup drastis. Sebelum pembatasan transportasi, rata-rata per hari penumpang 400-an orang, dan setelah pembatasan rata-rata menjadi 40-an orang.
Seperti speedboat rute Tanjung Uban-Pelabuhan Bulang Linggi biasanya pergerakan penumpang sekitar 300-an orang per hari dan saat ini hanya tinggal 40-an orang. Begitu juga di Pepabuhan Kijing, untuk penumpang hanya dilayani oleh kapal perintis KM. Sabuk Nusantara 80 dengan frekuensi 2 call/bulan dengan 1 kali call rata2 400 penumpang, pada 3 mei penumpang yang berangkat hanya 200 orang.
Bharto menjelaskan bahwa terkait pasokan angkutan logistik dengan menggunakan kapal tol laut tetap beroperasi normal dan tetap membawa muatan yang dibutuhkan oleh masyarakat, seperti angkutan tol laut trayek T-3 dengan rute Tanjung Priok-Kijing-Terempa-Pulau Laut-Selat Lampa- Subi-Serasan-Medai-Tanjung Priok yang dilayani oleh PT Pelni (Persero).
"Untuk tol laut Trayek T-3 yang menggunakan KM Logistik Nusantara 4 ini masih berjalan seperti biasa karena untuk mendistribusikan barang dari Kepulauan Riau ke wilayah perbatasan seperti di Natuna," katanya.
Sedangkan untuk jumlah angkutannya contohnya di Pelabuhan Kijing, untuk kargo sebelum pandemi berjumlah 2.800 teus dalam sebulan. Setelah masa Pandemi hingga sekarang jumlah cargo 2.300 teus, angka ini masih cenderung stabil.
Pada kegiatan pemantau ini tim yang dipimpin Hermanta juga memberikan masker kepada penumpang dan berpesan agar tetap menjaga protokol kesehatan. Dalam kesempatan tersebut dia juga memberikan arahan kepada para penyelenggara pelabuhan dan pemangku kepentingan tentang peningkatan kesehatan keselamatan dan keamanan di area pelabuhan termasuk kepedulian terhadap penyebaran varian-varian baru dari virus COVID-19.
Baca juga: Tingkatkan muatan balik, Pelni ajak pemda genjot komoditas unggulan
Baca juga: Tol Laut angkut VCO perdana dari Maluku Utara ke Jawa
Baca juga: Tol Laut wujudkan keadilan ekonomi masyarakat terpencil
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021