Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan sembilan skema pembiayaan yang terdiri atas program gelar dan nongelar bagi sumber daya manusia (SDM) pendidikan vokasi di Tanah Air.
“Berbagai skema pembiayaan studi yang diluncurkan merupakan perwujudan dari Merdeka Belajar yang selama ini digaungkan sebagai strategi meningkatkan mutu pendidikan, baik akademik maupun vokasi dan profesi,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto, di Jakarta, Selasa.
Pendidikan vokasi sendiri membutuhkan SDM yang tidak hanya unggul, tetapi juga kompeten agar sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI), serta mampu menjawab kebutuhan pembangunan bangsa di masa depan.
“Program ini menawarkan kemerdekaan, keluwesan, dan fleksibilitas, tetapi substansinya tepat. Namun, tantangannya pun tidak mudah karena relevansi serta kualitas menjadi pertaruhan dari ini semua. Sehingga kesiapan seluruh civitas akademika untuk memanfaatkan program ini sangat kami harapkan,” kata dia.
Baca juga: Ditjen Vokasi - BNSP tandatangani 149 skema sertifikasi kompetensi
Baca juga: Ditjen Vokasi akan tunjuk 900 SMK Pusat Keunggulan pada 2021
Pendanaan program-program itu bersumber dari dana abadi pendidikan yang dikelola oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Sebanyak sembilan program yang ditawarkan oleh Ditjen Diksi, meliputi program Beasiswa S1/D4 Calon Guru SMK, Beasiswa Pendidikan Bergelar Dosen dan Calon Dosen PTPPV, Bridging Course Vokasi, Kampus Merdeka Vokasi, Magang Dosen dan Tenaga Kependidikan PTPPV, Sertifikasi Dosen dan Tenaga Kependidikan PTPPV, Riset Keilmuan Terapan Dalam Negeri - Dosen PT Vokasi, Program Project Based Learning/ Praktik Kerja Lapangan Bersertifikat Bagi Siswa SMK (Dalam Negeri dan Luar Negeri), dan Program Project Based Learning/Magang Bersertifikat Guru SMK (Dalam Negeri dan Luar Negeri).
Wikan menegaskan program-program tersebut harus dimanfaatkan secara optimal oleh SDM vokasi di jenjang SMK hingga di Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi (PTPPV). Misalnya, pendaftar program beasiswa studi untuk calon guru SMK dan beasiswa studi lanjut untuk calon dosen PTPPV harus memiliki passion, bukan sekadar mengejar target ijazah semata.
Dia menambahkan target dari program beasiswa itu adalah melahirkan pendidik yang memiliki kemampuan pedagogik dan mendapatkan sertifikasi kompetensi yang diakui industri.
“Kami berharap peluang yang sudah dikoordinasikan dengan LPDP ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dan secepat-cepatnya. Meskipun di tengah tantangan pandemi, kita harus tetap melangkah untuk berkembang. Program ini tidak hanya untuk menemukan calon penerima yang unggul secara hard skill, tetapi juga soft skill dan leadership. Kita ingin melahirkan banyak calon pemimpin di masa depan,” ujar dia.
Sementara itu Direktur Beasiswa LPDP, Dwi Larso mengungkapkan, LPDP saat ini diberi amanah mengelola dana abadi sebesar Rp71 triliun yang terbagi atas dana abadi pendidikan, penelitian, perguruan tinggi, dan kebudayaan.
Peningkatan dana abadi di akhir 2020 tersebut kemudian dimanfaatkan untuk memperluas serta memperbanyak pembiayaan studi S-1 dan pendidikan vokasi.
“Kami melihat peran pendidik sangatlah vital sehingga pembangunan SDM tidak boleh berhenti di tengah pandemi. Kami tetap mengelola program beasiswa reguler yang bisa diakses oleh masyarakat, tetapi untuk dosen dan pendidik LPDP berintegrasi dengan Kemendikbudristek,” kata Dwi Larso.
Informasi terkait program beasiswa gelar dapat diakses melalui laman https://beasiswa.kemdikbud.go.id/, sedangkan program beasiswa non-gelar pendidikan vokasi dapat diakses melalui laman https://beasiswa.vokasi.kemdikbud.go.id/. *
Baca juga: Ditjen Vokasi rombak kurikulum SMK tingkatkan keterserapan lulusan
Baca juga: Politeknik dan industri rancang standar kompetensi vokasi bersama
Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021