SMK-SMTI Yogyakarta pada tahap awal produksi sudah mampu memenuhi target perakitan 3.000 unit GeNoSe C 19
Sebagai upaya berkontribusi dalam pencegahan penyebaran COVID-19, unit pendidikan vokasi di bawah Kementerian Perindustrian (Kemenperin) turut berperan aktif dalam perakitan GeNoSe C 19 yang berfungsi sebagai pendeteksi COVID-19 dan sudah digunakan di berbagai tempat, seperti stasiun kereta api.
“Mungkin banyak yang belum tahu, bahwa salah satu unit pendidikan Kemenperin yaitu Sekolah Menengah Kejuruan - Sekolah Menengah Teknologi Industri (SMK-SMTI) Yogyakarta, mempunyai peran yang cukup besar dalam membangun alat GeNoSe C 19 untuk mendeteksi Covid-19. Sekolah ini dipercaya untuk melakukan proses assembling atau perakitan GeNoSe C 19,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita lewat keterangannya diterima di Jakarta, Rabu.
Menperin menuturkan dipilihnya SMK-SMTI Yogyakarta menjadi tempat perakitan oleh konsorsium pengembang GeNoSe C 19 dari Yogyakarta menunjukkan bahwa sekolah vokasi Kemenperin tersebut mempunyai kualitas di atas standar.
Melalui kerja sama tersebut, SMK-SMTI Yogyakarta menyediakan tempat produksi atau perakitan GeNoSe C 19, sekaligus memberdayakan dan memberikan kesempatan kepada siswa-siswi jurusan Kimia Industri untuk menjadi tenaga operator.
“SMK-SMTI Yogyakarta pada tahap awal produksi sudah mampu memenuhi target perakitan 3.000 unit GeNoSe C 19. Sedangkan produksi yang saat ini running untuk memenuhi target 2.000 unit. Jadi total 5.000 unit GeNoSe C19 yang dirakit di sini,” ujar Menperin.
Baca juga: Menteri Perindustrian tinjau fasilitas SMK-SMTI Yogyakarta
Menperin menyampaikan pemerintah akan terus mengawal pengembangan GeNoSe C 19, nantinya tidak hanya digunakan pada bidang transportasi saja, tetapi didorong agar dimanfaatkan di dunia pendidikan.
“Sehingga bisa juga didorong pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi agar mereka bisa rutin melakukan pemeriksaan ke murid dan guru. Melalui upaya tersebut, selain mendorong produksi, pemerintah juga menciptakan pasar yang luas untuk berbagai macam produk yang dibuat anak bangsa,” ucap Menperin.
Menperin menyebut capaian yang telah dilakukan oleh SMK – SMTI Yogyakarta, sekaligus membuktikan bahwa unit pendidikan Kemenperin bisa mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang bisa menjawab kebutuhan industri.
Baca juga: Ketua DPR sidak tes GeNose di Stasiun Cirebon
“Kemudian perlu diketahui juga, salah satu yang menjadi program unggulan dari SMK-SMTI Yogyakarta adalah mekatronika, tidak banyak SMK yang ada di Indonesia, yang mempunyai progam mekatronika, ini juga menunjukkan keunggulan dari SMK ini,” jelas Menperin.
Menurutnya, saat ini teknologi mekatronika di dunia hampir 78 persen dikuasai Jepang, bahkan negara-negara Eropa juga ketinggalan.
“Namun justru ini yang kami punya, peralatan labolatorium mekatronik ada di SMK-SMTI Yogyakarta ini,” kata Menperin Agus.
Menperin menambahkan, selain itu SMK- SMTI Yogyakarta juga menjadi satu-satunya sekolah vokasi di Tanah Air yang dipercaya sebagai SIEMENS Certification Center di Indonesia. Sekolah tersebut juga diusulkan menjadi model untuk pembentukan German Indonesia Vocational Institute (GIVI).
“Dengan memanfaatkan teaching factory (pabrik mini) yang ada, SMK- SMTI Yogyakarta juga didorong untuk bisa membuat alat-alat kesehatan seperti ventilator,” katanya.
Baca juga: Kemristek cari mitra produksi GeNoseC19
Baca juga: Kemristek dukung peningkatan produksi GeNose untuk kebutuhan Indonesia
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021