Meskipun panitia telah memperkirakan total sekitar 180.000 pejabat dan pekerja dari luar negeri sebelum penundaan satu tahun Olimpiade pada tahun lalu karena pandemi, CEO penyelenggara Toshiro Muto pada pekan lalu menyatakan akan memangkas jumlahnya menjadi 90.000 orang atau lebih sedikit.
Sementara jumlah atlet Olimpiade dan Paralimpiade tetap tidak berubah sekitar 15.000 orang, jumlah pejabat federasi olahraga, staf dan jurnalis yang berkunjung dapat dikurangi lebih lanjut.
Baca juga: Jepang pangkas jumlah ofisial yang berkunjung ke Olimpiade Tokyo
Rencana tersebut muncul karena panitia telah meminta sejumlah badan, seperti komite Olimpiade nasional dan federasi olahraga internasional untuk mengurangi jumlah orang yang masuk ke Jepang.
Muto, Rabu lalu, telah mengisyaratkan kemungkinan pemangkasan jumlah lebih lanjut, tergantung pada situasi COVID-19. "Jumlah (terakhir) mungkin sangat kecil jika kita mempertimbangkan (mempersempitnya) hanya untuk individu yang tanpa siapa Olimpiade tidak dapat berlangsung."
Baca juga: 10 pekan jelang Olimpiade Jepang tambah 3 prefektur berstatus darurat
Baca juga: 31 kota tuan rumah Olimpiade Tokyo batal sambut atlet luar negeri
Saat negara menghadapi gelombang keempat infeksi virus corona, masyarakat khawatir bahwa masuknya orang dari luar negeri dapat memperburuk situasi.
Dengan jadwal Olimpiade yang akan dimulai pada 23 Juli, penyelenggara telah memutuskan untuk mengadakan pertandingan tanpa penonton dari luar negeri untuk membantu mencegah penyebaran COVID-19.
Baca juga: Jepang larang delegasi tamu VIP bertemu atlet dalam Olimpiade
Baca juga: Jelang Olimpade, sebagian besar tenaga medis di Jepang belum divaksin
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021