Sebanyak 12 kasus di antaranya adalah pekerja bangunan di kamp mereka di Bangkok utara, di mana sekitar 1.100 dari 1.667 pekerja dinyatakan positif COVID-19.
Klaster COVID terdeteksi di beberapa dari 409 kamp serupa di sekitar ibu kota, di mana otoritas setempat mengatakan 62.169 pekerja tinggal, sekitar separuh dari buruh migran. Otoritas juga menemukan klaster besar di sejumlah penjara Mei ini.
Thailand sedang berjuang melawan wabah terparah, dengan kasus naik empat kali lipat dan kematian naik tujuh kali lipat sejak awal April.
Baca juga: Thailand laporkan rekor kasus harian COVID-19 setelah klaster penjara
Baca juga: Thailand sebut warga asing akan dapatkan vaksin COVID-19
Negara Asia Tenggara itu sebelumnya mengatasi wabah dengan cepat dan siap membuka kembali sektor pariwisata yang krusial ketika gelombang wabah terbaru melanda.
Varian B16172, yang membantai India, diyakini oleh sejumlah pakar lebih mudah menular dibanding varian B117 yang pertama kali muncul di Inggris, yang juga terdeteksi di Thailand.
Pemerintah menginstruksikan pemeriksaan kondisi hidup pekerja di asrama dan membatasi mobilitas antarkamp, kata juru bicara Satgas COVID-19 pemerintah, Taweesin Wisanuyothin.
Lanjutnya, mereka yang terinfeksi dirawat di rumah sakit.
Varian COVID-19 ditemukan saat Thailand bersiap memulai kampanye vaksinasi massal bulan depan.
Sejauh ini 1,72 juta orang telah menerima dosis pertama vaksin COVID-19, mayoritas petugas medis garda terdepan atau anggota kelompok berisiko tinggi.
Satgas COVID melaporkan 3.481 kasus dan 32 kematian baru COVID-19 pada Jumat, sehingga menambah masing-masing total menjadi 123.066 kasus dan 735 kematian.
Sumber: Reuters
Baca juga: Thailand targetkan September sudah vaksinasi 70 persen penduduk
Baca juga: Thailand catat rekor kasus harian COVID, termasuk klaster penjara
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021