• Beranda
  • Berita
  • Rektor IPB: "Technosociopreneurship" penting dalam perkembangan di FKH

Rektor IPB: "Technosociopreneurship" penting dalam perkembangan di FKH

23 Mei 2021 19:52 WIB
Rektor IPB: "Technosociopreneurship" penting dalam perkembangan di FKH
Rektor IPB University Prof Arif Satria saat webinar dengan tema “Dokter Hewan di Era Pandemi COVID-19”, Sabtu (1/5/2021). (FOTO ANTARA/HO-IPB University)

Visi IPB University tahun 2045 yakni "technosociopreneur" diyakini akan menghasilkan sosok lulusan mahasiswa FKH yang juga merupakan "technopreneur" dan "sociopreneur"

Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) University Prof Arif Satria menekankan pentingnya technosociopreneurship dalam perkembangan di Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) dan strategi pendidikan.

“Mengingat di masa depan, antara kesehatan hewan dan kesehatan manusia akan bersatu dalam sebuah konsep 'one health' sehingga dokter hewan akan memiliki peranan penting karena akan lebih memahami kesehatan manusia dibandingkan dokter umum,” katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu.

Ia mengatakan FKH disebut termasuk sebagai pilar di IPB University sejak berdirinya, sehingga kekuatan di bidang biomedisnya menjadi sangat relevan untuk merespon masa depan.

Dia menjelaskan visi IPB University tahun 2045 yakni technosociopreneur diyakini akan menghasilkan sosok lulusan mahasiswa FKH yang juga merupakan technopreneur dan sociopreneur.

Artinya, technopreneur mampu memanfaatkan inovasi untuk kepentingan bisnis, sebaliknya sebagai sociopreneur dapat mendayagunakan inovasi untuk kepentingan sosial.

“Sebagai gambaran technopreneur sebagai dokter hewan, bisa mengembangkan dunia bisnis di dunia veteriner dengan membuka klinik hingga konsultasi serta bisa membuka bisnis berbasis platform, yang didasari atas perubahan tren konsumen dari berbasis produk menjadi berbasis platform,” katanya.

Dari sana, kata dia, semakin banyaknya dunia bisnis yang beralih menjadi berbasis platform, dokter hewan pun tidak perlu lagi hanya praktik di rumah. Namun semua layanan dapat dilakukan melalui platform.

Sehingga layanan pun menjadi lebih mudah dan terjangkau seiring dengan dinamika perkembangan konsumen yang menghendaki semua serba presisi, cepat, dan transparan.

“Tren konsumen saat ini berbeda dengan tren konsumen sebelumnya, tren saat ini konsumen tidak hanya sekedar consuming. Tapi sekarang selain konsumen, kita juga harus bisa marketing, sharing dan shaping," katanya.

Baca juga: Profesi dokter hewan masih dibutuhkan masyarakat

Baca juga: Rektor: dokter hewan penting dalam perdagangan satwa


Maka dari itu, kata dia, untuk konsumennya dokter hewan pun nanti tidak hanya sekadar binatang peliharaannya sembuh, namun hal yang penting yakni bagaimana kepuasan konsumen sehingga mereka memberikan rating yang tinggi, karena kunci pada 'platform based' adalah rating, tambahnya.

Nantinya, dunia veteriner akan berlomba memberikan layanan terbaik untuk berusaha mendapatkan rating tertinggi. Pelayanan menjadi penting bagi dokter hewan sehingga salah satu hal yang harus dibangun selain kemampuan teknis adalah kemampuan berkomunikasi dengan pemilik pasien.

Kemampuan berkomunikasi tersebut penting mengingat konsekuensi terbesar saat ini adalah kepuasaan konsumen. Dimana seiring perkembangan jaman dan teknologi, konsumen semakin pintar dan berkembang.

Kemampuan dalam berbisnis juga menjadi penting sehingga diyakin lulusan FKH memiliki potensi untuk mengembangkan bisnis dalam bidang veteriner.

Saat mengembangkan bisnis berbasis platform, dokter hewan mau tidak mau harus juga menguasai teknologi informati sehingga dapat menjadi kesempatan untuk menjalankan bisnis veteriner seluas-luasnya, demikian Arif Satria.

Baca juga: Dokter hewan asing perlu dibatasi jelang MEA

Baca juga: 65 mahasiswa FKH IPB bantu pemeriksaan hewan kurban di Depok

Baca juga: IPB layani penitipan hewan bagi pemudik Lebaran

Baca juga: Istana kerja sama dengan IPB rawat satwa



 

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021