"Telur-telur nyamuk ber-Wolbachia dalam ember yang disebar di masyarakat tersebut aman dan tidak akan menyebarkan DBD, karena ini memang tujuannya untuk penanggulangan DBD," kata Kepela Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Joko Hastaryo di Sleman, Senin.
Menurut dia, memang ada beberapa wilayah yang menolak di lingkungannya diletakkan ember berisi telur nyamuk ber-Wolbachia tersebut, karena ada kekhawatiran justru akan menularkan virus DBD di masyarakat.
Baca juga: Bupati Sleman luncurkan program "Si Wolly Nyaman" kendalikan kasus DBD
"Kami pastikan ini aman, kami juga akan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait program pengendalian DBD dengan Si Wolly Nyaman ini," katanya.
Ia mengatakan, program pengendalian DBD dengan menerapkan teknologi nyamuk ber-Wolbachia (Si Wolly Nyaman) yang telah diluncurkan pada 21 Mei tersebut merupakan kerja sama dengan World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, serta didukung oleh Yayasan Tahija.
"Dalam pelaksanaan program tersebut dimulai sejak awal penelitian WMP Yogyakarta, ditandai pelepasan nyamuk skala kecil di Dusun Kronggahan dan Nogotirto pada 2014," katanya.
Ia mengatakan, dari hasil penelitian tersebut, didapatkan keberhasilan dengan efikasi 77 persen dalam upaya pengendalian DBD.
"Implementasi program tersebut melalui sejumlah tahapan meliputi pelatihan, sosialisasi, pendataan orang tua asuh, penitipan ember yang berisi telur nyamuk ber-Wolbachia pada orang tua asuh, monitoring populasi nyamuk, hingga penarikan ember telur," katanya.
Baca juga: Enesis beri bantuan Jateng dalam waspadai BDB
Joko mengatakan ada sebanyak 22.323 lokasi di wilayah Sleman yang akan menjadi tempat peletakan ember berisi telur nyamuk ber-Wolbachia.
"Kegiatan peletakan ember berisi telur nyamuk ber-Wolbachia di Kabupaten Sleman dimulai Mei hingga November 2021, dan dilakukan dengan kerja sama antara kader kesehatan dan staf WMP Yogyakarta," katanya.
Ia mengatakan, pelaksanaan program ini perlu dukungan dari masyarakat, agar upaya pengendalian ini dapat berjalan optimal.
"Setelah soft launching program pada 16 Februari 2021, tahapan program meliputi pelatihan, sosialisasi, pendataan orang tua asuh, penitipan ember yang berisi telur nyamuk ber-Wolbachia pada orang tua asuh, monitoring populasi nyamuk, hingga penarikan ember telur," katanya.
Khusus bagi orang tua asuh ember telur nyamuk ber-Wolbachia, baik yang berada di permukiman maupun berada di perkantoran atau fasilitas umum, agar dapat selalu memantau kondisi ember yang dititipkan, agar tetap aman, tidak tumpah, dan tidak sampai hilang.
Baca juga: Cegah DBD dengan berantas nyamuk
Baca juga: Pramuka digandeng Dinkes Temanggung berantas sarang nyamuk
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021