generasi muda dapat berperan dalam pengelolaan sampah dan limbah, bergerak bersama-sama menjadi "ecopreneur" dengan menerapkan konsep sirkular ekonomi dan mendorong upaya pengelolaan sampah dan limbah berkelanjutan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan generasi muda dapat terlibat langsung dalam aksi nyata upaya pelestarian lingkungan di Indonesia, salah satunya menjadi "ecopreneur" atau wirausaha yang peduli terhadap masalah lingkungan, yang menerapkan konsep ekonomi sirkular.
“Generasi muda dapat berperan dalam penerapan gaya hidup minim sampah, dengan mulai belanja tanpa kemasan, tolak dan kurangi penggunaan plastik sekali pakai, pilah sampah dari rumah, dan selalu habiskan makanan serta komposkan sisa-sisa makanan," katanya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin.
Saat berbicara pada Program Pendidikan Green Leaders yang digagas Institut Hijau Indonesia, ia mencontohkan generasi muda dapat berperan dalam pengelolaan sampah dan limbah, bergerak bersama-sama menjadi "ecopreneur" dengan menerapkan konsep sirkular ekonomi serta dapat mendorong upaya pengelolaan sampah dan limbah berkelanjutan.
Selain itu, kata dia, dalam kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan, generasi muda juga dapat berpartisipasi dengan terus menanam dan memelihara pohon. Dalam hal penegakan hukum lingkungan hidup dan kehutanan, menurut dia, generasi milenial dapat berperan sebagai agen perubahan. Mereka dapat berperan aktif dalam diskusi terbuka, kampanye melalui media sosial, pengawasan sosial, serta penyampaian informasi dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Bahkan, generasi milenial dapat berpartisipasi dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dengan menanamkan kesadaran pada diri sendiri untuk menjaga kelestarian alam dan lingkungan, membuat dan menyebarkan konten atau opini positif dan konstruktif di media sosial yang mendukung pelestarian alam dan lingkungan.
Selain itu, juga proaktif melakukan kampanye dan sosialisasi langsung di desa rawan karhutla dan kunjungan ke sekolah, serta partisipasi dalam pengembangan inovasi pengendalian karhutla misalnya zat aditif untuk pemadaman di lahan gambut.
Ia menyatakan adanya kejadian-kejadian besar seperti tsunami, kebakaran hutan, dan pemanasan global serta perubahan iklim, yang mengakibatkan kehancuran alam, menyadarkan generasi Z akan pentingnya alam. Hal itu menjadi pemicu kepedulian generasi tersebut, yang merindukan suasana alam yang benar-benar terjaga seperti saat mereka kecil.
“Sangat baik ketika ada satu generasi yang menjadi pionir bagi kepedulian terhadap isu lingkungan. Untuk itu, sangatlah diperlukan dukungan dan perhatian dari generasi yang lebih matang untuk membuat generasi ini tetap pada jalannya yang idealis," demikian Siti Nurbaya.
Baca juga: KLHK harap wirausaha sosial jadi penggerak kelola sampah lebih baik
Baca juga: NDI menangi kompetisi wirausaha pariwisata berwawasan lingkungan
Baca juga: "Wave Festival" ajak wirausahawan di Denpasar peduli lingkungan
Baca juga: Wirausaha asal Malang raih penghargaan dari Pangeran Charles
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021