Perusahaan teknologi e-commerce Mitra Bukalapak menggandeng Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara) untuk mendukung ketahanan bisnis pemilik warteg yang terdampak pandemi melalui pemanfaatan platform digital Bukalapak.Ribuan pemilik warteg yang tergabung di Kowantara berkesempatan mengikuti program pemberdayaan bisnis daring serta menjadi bagian dari tujuh juta Mitra Bukalapak
"Sejak awal berdiri, Mitra Bukalapak berkomitmen untuk terus memberdayakan para pelaku UMKM di Indonesia melalui akses ke teknologi, permodalan, dan infrastruktur yang merupakan salah satu kunci untuk terus mengembangkan usaha ke tingkat yang lebih tinggi," kata CEO Buka Mitra Indonesia Howard Gani, dalam siaran pers di Jakarta, Rabu.
Howard memaparkan, dengan meningkatkan literasi digital di kalangan pelaku usaha kecil dan menengah, termasuk para pemilik warteg, yang merupakan tulang punggung ekonomi bangsa, pihaknya berharap dapat membantu ketahanan bisnis mereka, sekaligus turut membawa dampak sosial dan membangun inklusi ekonomi di Indonesia.
Menurut dia, dampak sosial yang berupaya dihadirkan oleh Mitra Bukalapak juga direfleksikan oleh kenaikan transaksi yang diraih oleh para pemilik warung Mitra Bukalapak, sekalipun di tengah kondisi pandemi.
Melalui kerja sama Mitra Bukalapak dengan Kowantara, lanjutnya, maka ribuan pemilik warteg yang tergabung di Kowantara berkesempatan mengikuti program pemberdayaan bisnis daring serta menjadi bagian dari tujuh juta Mitra Bukalapak yang terdiri atas warung tradisional dan agen individu di seluruh Indonesia.
Ketua Umum Kowantara Mukroni menyambut baik kerja sama antara Mitra Bukalapak dan Kowantara ini karena dapat membantu para pelaku UMKM Tanah Air di bidang makanan ini menjawab tantangan ekonomi di tengah situasi pandemi.
"Menurut survei yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) tahun 2020, lebih dari 20.000 warteg atau hampir 50 persen dari total 50.000 warteg di Indonesia terpaksa menutup bisnisnya sebagai akibat pandemi," kata Mukroni.
Untuk itu, ujar dia, kolaborasi dengan Mitra Bukalapak dinilai menjadi angin segar bagi pemilik warteg karena bisa mendapatkan pengetahuan mengenai kesempatan yang dihadirkan melalui platform digital untuk mendapatkan penghasilan utama maupun tambahan.
Sementara itu, Ketua Asosiasi UMKM Indonesia Ikhsan Ingratubun mengatakan langkah inovasi untuk digitalisasi saat ini memang sudah menjadi kewajiban para pelaku UMKM karena selama pandemi, transaksi luring akan terhambat.
"Meskipun, memiliki keunikan dan pasar tersendiri, selama pandemi masih berlangsung, transaksi offline tidak akan bisa lancar seperti sedia kala," katanya.
Menurut dia, permasalahan yang ada adalah banyak UMKM di daerah yang kerap tidak mengerti soal digitalisasi yang merupakan hal esensial tersebut.
Ia menyatakan bahwa berbagai asosiasi juga telah rajin untuk membuat pelatihan, tetapi tentu saja tidak dapat menjangkau semuanya. "Selain pemerintah, kalau ada perusahaan digital swasta yang bisa bantu tentu akan lebih baik,” katanya.
Baca juga: Bukalapak dorong warteg melek digital
Baca juga: Kemenkop dorong digitalisasi warteg agar makin produktif
Baca juga: Komunitas Warteg Nusantara terapkan pembayaran nontunai cegah COVID-19
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021