• Beranda
  • Berita
  • Kemampuan bayi hisap ASI pengaruhi tumbuh kembang di masa depan

Kemampuan bayi hisap ASI pengaruhi tumbuh kembang di masa depan

28 Mei 2021 17:36 WIB
Kemampuan bayi hisap ASI pengaruhi tumbuh kembang di masa depan
Ilustrasi. Bayi. ANTARA/Pixabay.
Dokter spesialis gigi anak konsultan sekaligus Ketua peneliti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran (UNPAD), Eriska Riyanti mengungkapkan kemampuan menghisap pada seorang bayi sejak di dalam kandungan yang berlanjut saat dia lahir ternyata berpengaruh pada proses tumbuh kembang gigi serta rongga mulutnya di kemudian hari.

"Dalam proses di dalam kandungan, anak sebenarnya sudah mempunyai kegiatan menghisap jari. Pada saat dia lahir, akan belajar bagaimana cara menghisap (ASI) payudara ibu," ungkap dia dalam konferensi daring tentang kesehatan gigi dan mulut anak, Jumat.

Pada saat anak minum ASI atau belajar memasukkan puting ibu ke dalam rongga mulut, maka lidah akan mendorong puting ke bagian atas (rongga mulut), kemudian otot-otot di sekitar rongga mulut akan melakukan penghisapan dan terjadilah pergerakan secara ritmik sehingga menarik ASI dari puting.

Setelah itu terjadi, pada kondisi bagian atas lidah yang kedap maka ASI akan keluar. Pada tahap berikutnya, lidah akan mendorong ASI ke bagian belakang dan proses menelan terjadi.

Secara ideal proses ini akan berlangsung terus menerus selama anak melakukan penghisapan ASI. Saat itulah, terjadi juga pengaktifan otot-otot daerah sekitar rongga mulut dengan baik. Inilah alasan kemampuan menghisap bayi sangat berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang gigi dan rongga mulutnya.

"Tumbuh kembang diharapkan berlangsung optimal pada sekitar rongga mulut dan daerah wajah, yaitu meliputi tulang rahang, otot-otot di sekitar wajah," kata dia.

Di sisi lain, melalui proses menghisap yang baik, maka kebutuhan nutrisi anak akan terpenuhi, menghindari proses tersedak, yakni suatu masalah pada anak yang tidak mempunyai kemampuan menghisap atau menelan yang baik.

Selain itu, menghisap yang baik juga menghindari bayi terkena gangguan pernapasan karena ada tarikan napas oleh bayi, kemudian dia harus menghembuskan napas, mengatur dengan proses menelan.

"Hal ini membutuhkan kemampuan yang optimal keterlibatan jaringan-jaringan maupun organ-organ di dalam rongga mulut," demikian ujar Eriska.


Baca juga: Cerita Mytha Lestari gunakan naluri keibuan untuk kali pertama

Baca juga: Beda kosongkan payudara pakai pompa vs menyusui langsung

Baca juga: Busui ingin puasa? Berikut cara menyiasatinya

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021