"Kalau perjanjian batu tulis yang dimaksudkan dalam konteks politik Prabowo dan bu Mega untuk Pemilu sudah selesai pada tahun 2009," kata Hasto dalam diskusi daring oleh PARA Syndicate di Jakarta, Jumat.
Hasto menjelaskan syarat perjanjian batu tulis tidak dipenuhi karena terbukti pasangan Megawati-Prabowo kalah pada Pemilu 2009. Hasto juga menyindir adanya konflik di internal Partai Demokrat memunculkan suara-suara yang menggugat bahwa kemenangan Pemilu 2009 ternyata penuh dengan manipulasi.
Baca juga: PDI P pastikan kewenangan soal calon presiden di tangan Megawati
"Politik itu menjadikan kekuasaan harus diperoleh dengan cara benar," ujar Hasto.
PDI Perjuangan, kata Hasto, sangat percaya kalau kekuasaan yang diperoleh dengan cara yang tidak benar akan membawa karma politik dan kesengsaraan lahir batin.
"Di kantor PDI Perjuangan kami menuliskan, Satyameva Jayate dimana pada akhirnya kebenaran pasti akan menang," kata Hasto.
Perjanjian batu tulis merupakan perjanjian antara Megawati dan Prabowo saat berpasangan pada Pilpres 2009 yang ditandatangani di kawasan Batu Tulis, Bogor. Terdapat tujuh poin kesepakatan dalam perjanjian itu. Salah satunya Megawati Soekarnoputri mendukung pencalonan Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden pada Pemilu Presiden 2014.
Baca juga: Sekjen: Penetapan capres PDI Perjuangan sudah ada mekanismenya
PARA Syndicate mengadakan diskusi daring dengan tema "Membaca Dinamika Partai dan Soliditas Koalisi Menuju 2024".
Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo mengatakan dinamika partai begitu dinamis pada tiga tahun jelang Pemilu 2024. Hajatan politik besar, yakni pemilihan presiden, pemilihan legislatif, dan pemilihan kepala daerah. Hampir semua partai mengalami dinamika politik beberapa waktu terakhir.
Baca juga: Hasto: Kader PDI Perjuangan tetap bekerja untuk rakyat
Pewarta: Fauzi
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021