"Kalau melihat potensi Solo ya bisa mengajukan, kota kita kan nyaman," katanya di Solo, Jumat.
Meski siap menyediakan berbagai fasilitasnya, pihaknya belum berencana mengajukan keterlibatan Solo untuk menyukseskan program itu.
"Kalau mengajukan nanti lah, nanti coba tak mengajukan kalau dibolehkan. Yang pasti fasilitas sudah siap, teman-teman hotel juga sudah divaksin semuanya," katanya.
Terkait hal itu, Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kota Surakarta siap mendukung program "Work From Solo". Ia mengatakan salah satu pertimbangan dari dukungan tersebut karena Solo memiliki modal yang cukup untuk bisa mewadahi "Work From Solo".
"Sangat bisa diterapkan di Solo karena modal kita cukup untuk itu. Pertama adalah Kota Solo jadi kota yang dijuluki kota ternyaman, jadi nyaman juga untuk melakukan pekerjaan dari Solo," katanya.
Selain itu, menurut dia vaksinasi juga sudah berjalan dengan cepat pada sektor kepariwisataan, baik dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) maupun Asita.
"Vaksinasi juga sudah diberikan kepada petugas hotel dan destinasi yang sudah mengantongi CHSE (kebersihan, kesehatan, keamanan, dan ramah lingkungan). Selain itu, ketersediaan hotel di Soloraya juga mencukupi. Itu cukup jadi modal kita untuk 'Work From Solo'," katanya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan wacana untuk menggencarkan "Work From Bali" bagi kementerian di bawah koordinasinya. Salah satu pertimbangan dari wacana tersebut adalah untuk mengoptimalkan pemulihan pariwisata di Bali.
Baca juga: Bali siapkan destinasi wisata sambut "work from Bali"
Baca juga: Menparekraf dorong pengembangan wisata edukasi di Ubud Bali
Baca juga: Kemenko Marves ungkap alasan di balik kebijakan Work From Bali
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021