• Beranda
  • Berita
  • Kanada akan hibahkan sekitar Rp568,78 miliar untuk pendanaan iklim

Kanada akan hibahkan sekitar Rp568,78 miliar untuk pendanaan iklim

29 Mei 2021 00:02 WIB
Kanada akan hibahkan sekitar Rp568,78 miliar untuk pendanaan iklim
Duta Besar Kanada untuk Indonesia dan Timor-Leste Cameron MacKay dalam TLFF Webinar: "Valuing Tropical Landscapes Finance: Lessons and Opportunities in Indonesia" di Jakarta, Jumat (28/5/2021). ANTARA/Tangkapan layar TLFF webinar-Virna.

Kanada bekerjasama dengan UNEP akan menyalurkan hibah 4,8 juta dolar Kanada atau sekitar Rp568,78 miliar melalui Tropical Landscapes Finance Facility (TLFF) untuk pengendalian krisis iklim di Indonesia.

Duta Besar Kanada untuk Indonesia dan Timor-Leste Cameron MacKay dalam TLFF Webinar: "Valuing Tropical Landscapes Finance: Lessons and Opportunities in Indonesia" di Jakarta, Jumat, mengatakan hibah tersebut digunakan untuk lingkungan, risiko tata kelola dan sosial, kesempatan meningkatkan akses perbankan untuk proyek-proyek yang mendorong pertumbuhan hijau dan meningkatkan livelihood di Indonesia.

Investasi di TLFF, menurut dia, sudah sesuai dengan kebijakan bantuan internasional Kanada, di mana bantuan untuk memperbaiki lingkungan dan aksi iklim akan lebih efektif ketika perempuan dapat lebih aktif lagi mendesain, mengembangkan, mengimplementasikan strateginya untuk merespon isu-isu tersebut.

Baca juga: WALHI: Putusan Pengadilan Den Haag langkah maju gerakan iklim global

Upaya mengatasi pandemi COVID-19 tentu menjadi hal utama di setiap negara, namun ia mengatakan perubahan iklim masih menjadi ancaman bagi kesehatan, ekonomi, cara hidup manusia dan Planet Bumi. Karenanya, butuh transformasi investasi pendanaan untuk menolong komunitas di seluruh dunia untuk lebih siap beradaptasi menghadapi dampak perubahan iklim.

Pemerintahnya, menurut MacKay, di 2015 berkomitmen 2,5 miliar dolar Kanada untuk pendanaan iklim negara berkembang untuk mengimplementasikan adaptasi dan mitigasi serta meningkatkan kapasitas melacak perkembangan pengendalian iklim mereka. Indonesia menjadi salah satu negara yang merasakan manfaat pendanaan tersebut, termasuk melalui saluran Canadian Climate Fund for Private Sector in Asia, Global Climate Fund, Global Environment Facilities, Forest Carbon Partnership Facilities.

"Untuk proyek, termasuk proyek skala utilitas pembangkit tenaga surya dan angin, pengembangan panas bumi, result by payement pada sektor penggunaan lahan dan hutan. Pemerintah Kanada sedang merencanakan komitmen berikutnya yang kita harapkan dapat diumumkan bulan mendatang," ujar dia.

MacKay mengatakan bersemangat menjadi bagian dari kemitraan swasta publik TLFF untuk membantu memandu dan meningkatkan investasi berkelanjutan untuk mengatasi perubahan iklim dengan cara restorasi, menciptakan sistem agrikultur berkelanjutan, dan energi bersih.

"Kami berharap investasi TLFF akan mendukung Pemerintah Indonesia untuk mereduksi emisi 41 persen," ujar MacKay.

Baca juga: Yayasan KAN dorong pemulihan mangrove untuk mitigasi perubahan iklim

Sementara itu, Kepala Perwakilan PBB untuk Indonesia Valerie Juilland mengatakan dalam situasi saat ini semua perlu benar-benar menyatukan upaya untuk pulih dari COVID-19, menjadi lebih ramah lingkungan, dan membuat kehidupan sosial yang inklusif. Semua perlu memastikan pembangunan kembali dilakukan dengan lebih hijau.

Ia mengaku senang mendengar lebih banyak tentang kontribusi Kanada melalui Tropical Lanscape Grant Fund yang diyakininya akan lebih banyak lagi mendatangkan inisiatif.

Hibah 4,8 juta dolar Kanada akan spesifik fokus dimanfaatkan livelihood perdesaan dan kontribusi untuk perempuan yang akan berkontribusi pula pada produktivitas agrikultur. Ia meyakini, cara itu akan mengurangi dampak lingkungan Indonesia dan akan membuka setidaknya 10.000 kesempatan kerja baru.

Baca juga: Pegiat lingkungan sebut perlu target net zero emission lebih ambisius
Baca juga: Indonesia bergabung dengan Koalisi Aksi Adaptasi global

 

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021