Pakar sekaligus Kepala Lab Psikologi Universitas Bina Nusantara Dr Istiani mengatakan penyelenggara tes wawasan kebangsaan (TWK) di KPK memiliki cara tersendiri untuk mengetahui karakter seseorang.Termasuk pula metode pertanyaan-pertanyaan dalam TWK yang memiliki berbagai cara, jadi tidak 'to the point'
"Termasuk pula metode pertanyaan-pertanyaan dalam TWK yang memiliki berbagai cara, jadi tidak to the point," kata dia melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu
Istiani menjelaskan dari hasil TWK tersebut akan didapat profil seseorang. Penyelenggara TWK dalam hal ini badan kepegawaian negara (BKN) tidak hanya menggunakan satu metode saja yaitu tes tertulis melainkan juga tes wawancara.
"Dari hasil tes itu dapat profilnya, hasil tes orang ini kecenderungannya kemana menggali-nya, makanya BKN menggunakan assement center," tutur-nya.
Baca juga: Aktivis Milenial: TWK KPK tak perlu jadi polemik kontraproduktif
Baca juga: Yudi Latif: TWK semangatnya membina, bukan menghukum
Ia menyakini penilaian TWK di lembaga antirasuah tersebut juga sudah sesuai. Terkait pegawai yang tidak lolos dinilainya karena kurang memahami tes yang diikuti.
Secara metode, katanya, TWK alih status pegawai KPK menjadi aparatur sipil negara (ASN) juga bisa dipertanggungjawabkan.
Terakhir, Istiani menyakini BKN tidak akan mengungkap hasil TWK para pegawai KPK ke publik. Sebab, akan ada dampak sosial bila hal itu terjadi.
"Ada konsekuensi-nya kalau hasil itu dibuka ke publik. Tapi saya pikir BKN tidak akan membukanya. Sebab, kalau dibuka kira-kira dampak sosialnya akan seperti apa," ujarnya.
Baca juga: Hamdi Muluk: Tes wawasan kebangsaan KPK bisa dibuktikan secara ilmiah
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021