KAI Commuter selaku operator KRL Yogyakarta-Solo menyebutkan pertumbuhan penumpang kereta komuter tersebut menunjukkan tren yang positif, dilihat dari berbagai indikator seperti grafik penumpang yang naik hingga pertambahan jumlah pembelian kartu multi trip.Jumlah penumpang KRL Yogyakarta-Solo sudah berangsur-angsur naik setelah kebijakan pembatasan perjalanan selama libur Lebaran berakhir. Pada akhir pekan lalu bahkan mencapai sekitar 9.000 penumpang per hari
“Jumlah penumpang KRL Yogyakarta-Solo sudah berangsur-angsur naik setelah kebijakan pembatasan perjalanan selama libur Lebaran berakhir. Pada akhir pekan lalu bahkan mencapai sekitar 9.000 penumpang per hari,” kata VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, penumpang KRL Yogyakarta-Solo justru mengalami kenaikan pada akhir pekan atau saat libur. Kondisi tersebut berbeda dengan karakter pengguna KRL di Jabodetabek yang justru padat saat hari kerja.
Pada akhir pekan atau saat penumpang padat, jumlah operasional KRL Yogyakarta-Solo pun bisa ditambah dengan menjalankan kereta tambahan.
“Sesuai grafik perjalanan, hanya ada 20 perjalanan KRL setiap hari. Namun, jumlah perjalanan bisa bertambah menjadi 21, 24 bahkan kami sempat menjalankan hingga 27 perjalanan untuk mengakomodasi kebutuhan penumpang,” katanya.
Selain dilihat dari grafik pengguna KRL, tren kenaikan jumlah penumpang pun bisa dilihat dari pembelian kartu multi trip (KMT) yang digunakan untuk mengakses perjalanan KRL Yogyakarta-Solo. Hingga saat ini, sudah terjual sekitar 200.000 kartu.
Selama masa larangan mudik, penjualan KMT dan kartu uang elektronik bank pun tetap meningkat yaitu masing-masing 7.384 unit dan 273 unit.
Selain itu, penumpang bisa mengakses layanan KRL menggunakan kartu uang elektronik yang dikeluarkan oleh sejumlah bank, serta alat pembayaran lain seperti aplikasi uang elektronik.
Berdasarkan data, 60 persen pengguna KRL memanfaatkan kartu multi trip, 21 persen menggunakan uang elektronik dan 19 persen menggunakan QR Code dari aplikasi pembayaran.
Pertumbuhan penumpang di sejumlah stasiun di sepanjang jalur yang dilintasi KRL pun mengalami kenaikan yang cukup signifikan, salah satunya di Delanggu dan Gawok juga meningkat. Pihak stasiun pun meminta tambahan kuota penumpang yang bisa naik KRL.
“Selama masa pandemi, kami memberlakukan kuota jumlah penumpang yang bisa diberangkatkan di tiap stasiun. Hal ini dilakukan untuk memastikan kapasitas maksimal di tiap gerbong bisa terjaga yaitu 74 penumpang,” katanya.
Guna mengantisipasi agar pelayanan penumpang tetap bisa dilakukan dengan baik termasuk untuk meningkatkan jumlah pengguna, KAI Commuter berencana menambah jumlah rangkaian kereta.
Saat ini, layanan KRL Yogyakarta dilayani menggunakan empat rangkaian KRL. Sebanyak tiga rangkaian menggunakan stamformasi delapan gerbong sehingga kapasitas angkut bertambah. “Pada awal operasional, kami menjalankan kereta dengan stamformasi empat gerbong,” katanya.
Anne menyebutkan jika dibanding dengan jumlah pengguna Kereta Prameks, maka jumlah pengguna KRL Yogyakarta-Solo sudah mengalami kenaikan yang cukup signifikan terlebih KRL dioperasionalkan saat terjadi pandemi COVID-19.
Baca juga: Peminat KRL Solo-Yogyakarta terus meningkat
Baca juga: KRL Yogyakarta-Solo tetap beroperasi, 20 perjalanan pada libur Lebaran
Baca juga: Kemenhub: Masyarakat minati KRL Solo-Yogyakarta
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021