Popularitas Bolsonaro menurun selama COVID-19, krisis yang telah menyebabkan lebih dari 460.000 warga Brazil meninggal, lantaran pemimpin sayap kanan itu meremehkan bahaya virus corona, mengabaikan penggunaan masker, dan meragukan pentingnya vaksin.
Aksi protes pada Sabtu di Ibu Kota Brasilia dan Rio de Janeiro, yang diorganisasi oleh partai politik sayap kiri, serikat dan perhimpunan mahasiswa itu, berjalan damai. Namun, aksi lainnya di Kota Recife diwarnai tembakan gas air mata dan peluru karet oleh aparat kepolisian.
Di Sao Paulo, kota terbesar Brazil, ribuan warga yang menggunakan masker memblokade jalan utama kota tersebut. Sebuah balon besar mengibaratkan Bolsonaro sebagai vampir.
Sejumlah pengunjuk rasa, seperti di Rio, menyertakan gambar mantan presiden sayap kiri Luis Inacio Lula da Silva mengenakan selempang kepresidenan.
Sebelumnya pada Mei, Lula bertemu dengan Fernando Henrique Cardoso, yang juga mantan presiden dua periode, untuk makan siang --yang secara terbuka menandakan bahwa mereka sama-sama ingin menghadang Bolsonaro memperoleh masa jabatan kedua dalam pemilihan presiden tahun depan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Bolsonaro kunjungi tanah adat di Amazon meski muncul protes
Baca juga: Riset: 15 persen penduduk Brazil punya antibodi COVID-19
Baca juga: Brazil mulai vaksinasi atlet dan staf jelang Olimpiade Tokyo
Layanan darurat, tentara Brazil mengirim oksigen ke Amazonas
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021