Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad, di Batam, Selasa menyatakan pemerintah sengaja mendirikan pusat karantina bagi positif COVID-19 yang tanpa gejala, demi memastikan seluruhnya menjalani isolasi dan tidak menularkan ke warga lain.
"Sebelumnya kita perbolehkan karantina mandiri di rumah. Tapi, sekarang semua dipusatkan di Asrama Haji, agar proses karantina ini berjalan secara efektif, pemantauan dan penanganan lebih mudah," katanya.
Baca juga: Masuk zona merah, satu RT di Bambu Apus belum diberlakukan karantina
Seluruh biaya penanganan di Asrama Haji Batam ditanggung pemerintah.
Pemerintah juga menyiapkan petugas untuk berjaga dan melayani warga yang dalam perawatan karantina di sana.
"Semua kita siapkan. Ini bentuk kehadiran pemerintah dalam menangani COVID-19," kata dia.
Di Asrama Haji warga diberikan jadwal, di antaranya untuk istirahat, makan dan olahraga, agar cepat negatif COVID-19.
Dan pada hari ini, sebanyak 28 pasien positif COVID-19 tanpa gejala yang dikarantina di Asrama Haji Batam dinyatakan sembuh.
"Kita doakan semoga jumlah pasien yang kami rawat di asrama haji cepat sembuh semua," kata Wakil Wali Kota.
Dalam kesempatan itu, Wakil Wali Kota mengingatkan warganya menerapkan protokol kesehatan 5M yaitu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
"Protokol kesehatan ini efektif memutus penyebaran COVID-19," kata Amsakar.
Baca juga: 521 pekerja migran Indonesia masih jalani karantina di Batam
Baca juga: Asrama Haji Batam nyaris penuh rawat warga COVID-19
Baca juga: Batam siapkan Aula Olahraga Abdul Jamal lokasi isolasi pasien COVID-19
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021