"Anggaran yang dikelola oleh desa ini cukup besar, mulai dari alokasi dana desa (ADD), dana desa (DD) serta Samisade (satu miliar satu desa) penting untuk mengetahui cara pengelolaanya," ungkap Bupati Bogor, Ade Yasin di Cibinong, Bogor, Rabu.
Menurutnya, para kepala desa yang lolos menerima program Samisade akan menjalani bimbingan teknis (bimtek) di Institut Pertanian Bogor (IPB) University untuk mempelajari pengelolaan anggaran hingga mengukur potensi desa.
“Orang ingin masuk sekolah di IPB sangatlah sulit, ini para kades hanya tinggal masuk saja dan mengikuti setiap arahan dan pelatihan bimtek,” ujar Ade Yasin.
Pemkab Bogor menggelontorkan dana Samisade sebesar Rp318,5 miliar kepada 356 desa untuk menstimulasi pembangunan infrastruktur desa, yang diharapkan bisa mendorong desa dari status berkembang menjadi maju.
“Dari 416 desa, masih ada desa tertinggal. Dengan Samisade diharapkan, desa tertinggal menjadi berkembang dan desa berkembang menjadi maju,” kata Ade Yasin.
Politisi PPP itu menyebutkan, pada angkatan pertama, tercatat 54 desa penerima Samisade dari semestinya 114 desa. Sedangkan, 60 desa terlambat menyampaikan proposal pengajuan. Ade Yasin kemudian memberi tenggat waktu hingga akhir Juni agar bantuan keuangan bisa dianggarkan dalam APBD Perubahan 2021.
“Tapi untuk tahun depan, tidak ada lagi di (anggaran) perubahan, harus di APBD murni," kata Ade Yasin.
Baca juga: Bupati Bogor ingin hapus empat desa tertinggal dengan Samisade
Baca juga: Bupati Bogor: Program Satu Miliar Satu Desa demi pulihkan ekonomi
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021