Seorang anggota dewan Komite Olimpiade Jepang (JOC) mengecam penyelenggara Olimpiade Tokyo karena mengabaikan kekhawatiran publik tentang mengadakan acara olahraga di tengah pandemi.IOC juga sepertinya menganggap opini publik di Jepang tidak penting
Hal itu disampaikan Kaori Yamaguchi dalam tulisan opini yang dimuat oleh Kyodo, Jumat. Dia melihat Komite Olimpiade Internasional (IOC) tampaknya mengabaikan keinginan publik Jepang, yang menurut survei sangat menginginkan acara olahraga itu dibatalkan atau ditunda.
Telah mengalami penundaan satu tahun karena pandemi, versi Olimpiade yang diperkecil tanpa penonton dari luar negeri akan dimulai pada 23 Juli meskipun ada kekhawatiran publik bahwa acara tersebut dapat menguras sumber daya medis dan menyebarkan virus corona saat Jepang memerangi gelombang keempat infeksi virus tersebut.
Baca juga: 95 persen atlet Jepang di Olimpiade Tokyo akan divaksinasi
Yamaguchi, yang merupakan mantan peraih medali Olimpiade dari judo, berpendapat pemerintah Jepang, panitia penyelenggara Tokyo 2020 dan IOC "menghindari dialog."
"IOC juga sepertinya menganggap opini publik di Jepang tidak penting," kata Yamaguchi, dikutip dari Reuters.
Namun, dia mengatakan sudah terlambat untuk membatalkannya.
"Saya yakin kami telah melewatkan kesempatan untuk membatalkan... Kami telah terpojok ke dalam situasi di mana kami bahkan tidak bisa berhenti sekarang. Kami keterlaluan jika kami melakukannya, dan keterlaluan jika kami tidak melakukannya."
Serangkaian komentar pejabat IOC, termasuk salah satunya dari Wakil Presiden IOC John Coates bahwa Olimpiade akan diadakan bahkan dalam keadaan darurat seperti yang saat ini terjadi di Tokyo dan wilayah lain, telah memicu kemarahan di Jepang.
Pemerintah Jepang juga mengatakan Olimpiade dapat berjalan dengan aman meskipun peluncuran vaksin lambat dan meningkatnya jumlah kasus virus corona yang parah membebani sistem medis. Jepang telah mencatat hampir 750.000 kasus dan lebih dari 13.000 kematian.
Baca juga: Ribuan relawan Olimpiade dilaporkan mundur
Penasihat medis paling senior di negara itu, Kamis, mengatakan bahwa saran dari para petugas medis, termasuk dari dirinya, tidak sampai ke IOC yang bertanggung jawab atas acara tersebut.
"Kami sekarang mempertimbangkan di mana kami harus memberikan saran kami," kata Shigeru Omi kepada anggota parlemen. "Jika mereka ingin mengadakan (Olimpiade), tugas kami adalah memberi tahu mereka apa risikonya."
Omi mengatakan kepada anggota parlemen, Jumat, bahwa dia berencana untuk mengeluarkan pandangan para ahli medis tentang penyelenggaraan Olimpiade Tokyo pada 20 Juni, ketika keadaan darurat di Tokyo dan daerah lain akan berakhir.
Ketua panitia penyelenggara Tokyo 2020, Seiko Hashimoto, Kamis, mengatakan bahwa penting dalam masa-masa sulit untuk menyatukan dunia yang terpecah dengan "kekuatan olahraga."
Baca juga: Sebagian peserta Olimpiade masuk Jepang dengan aturan yang dipermudah
Baca juga: Jepang pertimbangkan kewajiban penonton tunjukkan tes negatif COVID-19
Baca juga: Atlet Olimpiade wajib setujui pernyataan soal risiko fatal COVID-19
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021