• Beranda
  • Berita
  • Inggris siapkan tim kesehatan mental dampingi atlet di Olimpiade Tokyo

Inggris siapkan tim kesehatan mental dampingi atlet di Olimpiade Tokyo

4 Juni 2021 14:12 WIB
Inggris siapkan tim kesehatan mental dampingi atlet di Olimpiade Tokyo
Sebuah nampan medali yang akan digunakan untuk upacara kemenangan Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020 ditampilkan selama acara pembukaan di Ariake Arena di Tokyo, Jepang, Kamis (3/6/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Issei Kato/Pool/WSJ/sa. (REUTERS/ISSEI KATO)

Kami sudah menangani kesehatan mental dengan sangat serius, tetapi kami menyadari masalah (kesehatan mental) seperti itu lebih gawat dalam kehidupan sehari-hari

Inggris akan memiliki tim spesialis kesehatan mental di Olimpiade Tokyo untuk menawarkan dukungan kepada atlet dan staf mereka.

Tim tersebut di antaranya 10 ahli kesehatan mental yang akan bekerja di bawah pimpinan psikolog olahraga dan seorang dokter untuk anggota tim di Olimpiade, yang dijadwalkan akan dimulai pada 23 Juli.

"Kami sudah menangani kesehatan mental dengan sangat serius, tetapi kami menyadari masalah (kesehatan mental) seperti itu lebih gawat dalam kehidupan sehari-hari," kata Asosiasi Olimpiade Inggris (BOA), dikutip dari Reuters, Jumat.

Baca juga: Atlet Inggris akan divaksinasi sebelum Olimpiade Tokyo

Pada Maret, Ketua BOA Andy Anson mengatakan atlet Inggris yang berkompetisi di Olimpiade Tokyo akan dapat melaporkan kekhawatiran pelecehan, baik fisik maupun psikologis, melalui layanan aduan independen.

Sebanyak 17 mantan pesenam di Inggris, Februari, mengajukan gugatan perwakilan kelompok atau class action terhadap organisasi olahraga British Gymnastics dengan tuduhan serangkaian perilaku kasar.

Tahun lalu, pesenam Inggris peraih medali Olimpiade Amy Tinkler dan beberapa lainnya juga berbicara tentang pengalaman mereka dengan British Gymnastics, menuduh pelatih melakukan penindasan dan "mengomentari bentuk fisik."

Sementara itu, seorang anggota dewan Komite Olimpiade Jepang (JOC), Jumat, mengecam penyelenggara Olimpiade Tokyo karena mengabaikan kekhawatiran publik tentang mengadakan acara olahraga di tengah pandemi COVID-19.

Jepang telah mencatat hampir 750.000 kasus COVID-19 dan lebih dari 13.000 kematian.

Baca juga: Inggris sediakan layanan aduan perundungan bagi atlet di Olimpiade

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021