Saham Hong Kong berakhir datar pada hari Selasa, dimana penurunan harga saham perusahaan energi dan teknologi diimbangi oleh kenaikan harga saham-saham perusahaan properti, sementara ketegangan China-AS membebani sentimen investor.
Pada penutupan perdagangan, indeks Hang Seng turun 5,90 poin atau 0,02 persen ke level 28.781,38. Indeks Hang Seng China Enterprises (HSCE) turun 0,17 persen menjadi 10.729,52.
Sub-indeks energi Hang Seng turun 1,1 persen, sementara sektor IT turun 0,39 persen, sektor keuangan berakhir 0,18 persen lebih tinggi dan sektor properti naik 0,96 persen.
Yang menguat tertinggi di Hang Seng adalah BYD Co Ltd, yang naik 6,27 persen, sedangkan pecundang terbesar adalah Sunny Optical Technology Group Co Ltd, yang turun 3,8 persen.
Indeks teknologi Hang Seng, yang sensitif terhadap perkembangan ketegangan China-AS, turun 0,8 persen.
Baca juga: IHSG berpotensi terkoreksi, pasar "wait and see" data ekonomi global
Perintah Presiden AS Joe Biden minggu lalu yang melarang investasi AS di perusahaan China tertentu lebih luas daripada yang serupa yang ditandatangani oleh pendahulunya Donald Trump dan memiliki standar yang lebih rendah, sehingga lebih mudah untuk menambahkan lebih banyak perusahaan nanti.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada hari Senin mengisyaratkan kemungkinan dimulainya kembali pembicaraan perdagangan dan investasi dengan Taiwan terhenti sejak Pemerintahan Obama, tetapi tidak memberikan indikasi kesediaan untuk mengejar pakta perdagangan skala penuh yang telah diupayakan Taipei.
Indeks utama China Shanghai Composite ditutup turun 0,54 persen pada 3.580,11 poin, sedangkan indeks saham unggulan CSI300 berakhir turun 0,86 persen.
Di seluruh wilayah, indeks saham MSCI Asia di luar Jepang melemah 0,2 persen, sementara indeks Nikkei Jepang ditutup turun 0,19 persen.
Yuan dikutip pada 6,394 per dolar AS pada 08:17 GMT, 0,04 persen lebih kuat dari penutupan sebelumnya pada 6,3964.
Pada penutupan, saham-A China diperdagangkan dengan premium 38,44 persen di atas saham-H yang terdaftar di Hong Kong.
Baca juga: Saham China berakhir jatuh, tertekan ketegangan China-AS
Pewarta: Biqwanto Situmorang
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021