Perum Produksi Film Negara (PFN) menggandeng Viu, platform penyedia layanan menonton daring, untuk memberikan pelatihan pada calon sineas muda Indonesia yang tersaring dalam kegiatan bernama Viu Pitching Forum (VPF).Kita ini tengah mengasah mutiara-mutiara yang ada di pelosok-pelosok tanah air dengan melihat luasnya geografis Indonesia
Kolaborasi itu merupakan kolaborasi pertama yang dilakukan PFN dan Viu untuk mengeluarkan bakat serta talenta yang dimiliki oleh para calon pembuat film dari generasi muda mulai dari generasi milenial hingga generasi Z.
"Ini adalah salah satu komitmen PFN untuk mendorong talenta-talenta muda Indonesia yang punya kekayaan ide, gagasan cerita, dari berbagai pelosok di Tanah Air. Banyak calon sineas ini yang punya ide, tidak sedikit jumlahnya tapi mereka kerap kali terkendala gitu ya khususnya dari sisi distribusi. Nah dengan adanya kolaborasi ini ide-ide mereka bisa muncul yang tadinya hanya di satu daerah bisa masuk ke tingkat global,” kata Direktur Produksi PFN Tjandra Wibowo dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Industri podcast berpotensi pulihkan perekonomian nasional
Di dalam pelatihan itu nantinya para finalis terpilih untuk mengikuti pelatihan yang disebut "Viu Pitching Forum Masterclass” itu akan belajar tidak hanya mempresentasikan karya mereka untuk didistribusikan tapi juga dibekali dasar-dasar untuk membuat film seperti menulis naskah mengikuti tren yang tengah berkembang hingga mengarahkan dalam pembuatan film bersama sutradara-sutradara handal.
Ada 13 mentor yang akan mengajarkan para peserta yang terpilih dalam “VPF Masterclass” dan mereka semua pernah terlibat sebagai produser, sutradara, maupun penulis naskah para film-film karya orisinil Viu.
Beberapa di antaranya seperti Monty Tiwa yang pernah menggarap “The Publicist”, Andi Bachtiar Yusuf yang pernah mengarahkan "Star Stealer” yang naskahnya berasal dari finalis VPF 2019, hingga salah satu sutradara senior dari PFN yaitu Erwin Arnada.
"Kita ini tengah mengasah mutiara-mutiara yang ada di pelosok-pelosok tanah air dengan melihat luasnya geografis Indonesia. Menjadikan forum ini wadah untuk menemukan konten dengan nilai yang berkarakter dan bisa menjadi kebanggaan kita bersama tidak hanya untuk Indonesia tapi juga masyarakat luas,”kata Tjandra.
Baca juga: "Reality show" CNBlue hingga "Okay Madam" segera hadir di Viu
Ia pun berharap kerjasama dan kolaborasi itu tidak terhenti pada satu periode masa pencarian bakat, tapi bisa berlanjut mengingat perkembangan dunia perfilman terus bergerak setiap tahunnya.
Viu pun menyatakan kesiapannya untuk menghasilkan dan membawa talenta Indonesia ke kancah internasional dengan hasil didikannya menghasilkan film orisinil yang berkualitas tinggi.
Head of Original Production Indonesia dan Malaysia dari Viu Sahana Kamath menyampaikan lewat kolaborasi dengan PFN maka acara VPF dapat lebih berkembang menghasilkan SDM di industri perfilman khususnya di kawasan Asia Pasifik yang berkualitas.
Baca juga: Enam judul serial dan film terbaru yang tayang di Viu
“Pada akhirnya para peserta yang ikut acara ini akan punya kemampuan pitching dan juga lewat kolaborasi dengan PFN kita semakin punya perspektif yang unik untuk di setiap kelas yang diikuti oleh para finalis dan calon sineas ini,” ujar Sahana.
Para finalis yang terpilih mengikuti “VPF Masterclass” berhasil menarik penyelenggara VPF 2020/2021 dengan naskah buatan mereka yang dikirimkan pada akhir 2020.
Terdapat 10 orang finalis yang akan mengikuti “VPF Masterclass” yang diselenggarakan secara daring selama satu minggu lamanya bersama para ahli perfilman di Tanah Air.
Nantinya di akhir acara, salah satu karya mereka akan diwujudkan untuk dijadikan sebuah film orisinil digarap bersama-sama dengan PFN dan juga Viu.
Karya itu akan ditayangkan di 16 negara dan didistribusikan melalui platform milik Viu dan bisa ditonton oleh jutaan pelanggan Viu.
Baca juga: PFN sukses selenggarakan Vital Voices Festival 2020
Baca juga: PFN akan buat film tentang perjalanan TNI AL
Baca juga: "Kita Bisa Apa?" menangi lomba podcast PFN 2020
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021