PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) sebagai calon perusahaan induk (holding) BUMN pangan menjamin harga minimal pembelian atau offtake gula dari petani tebu sebesar Rp10.500/kg untuk melindungi petani dari kejatuhan harga.Kami telah sosialisasi ke para mitra petani tebu untuk menjamin harga lelang minimal offtake di angka Rp10.500/kg
Direktur Utama PT RNI, Arief Prasetyo Adi menjelaskan hal ini sesuai arahan Menteri Perdagangan M. Lutfi dan telah dikoordinasikan dengan Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTRI) serta asosiasi lainnya seperti Asosiasi Gula Indonesia (AGI), Asosiasi Gula Rafinasi Indinesia (AGRI) serta BUMN PTPN III Holding.
“Sesuai arahan Mendag untuk mengamankan harga penjualan gula petani sekaligus optimalkan offtake gula petani,” ujar Arief dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Mengenai harga minimal pembelian gula, lanjut Arief, RNI telah memberikan jaminan secara tertulis kepada asosiasi salah satunya APTRI serta mensosialisasikan kepada pabrik - pabrik gula yang dikelolanya untuk memperkuat kemitraan dengan para mitra petani tebu rakyat dengan mengawal pelaksanaan lelang gula yang dilakukan petani serta menjaga harga penjualan gula setiap periode/per minggunya di sejumlah wilayah operasional RNI.
“Kami telah sosialisasi ke para mitra petani tebu untuk menjamin harga lelang minimal offtake di angka Rp10.500/kg,” katanya.
Ia menambahkan jika pada proses penjualan produksi gula petani tebu rakyat terdapat harga lelang yang lebih tinggi dari harga jaminan, RNI akan membeli sesuai harga pasar/lelang gula, dan sebaliknya.
“Jika terdapat harga lelang gula di bawah harga jaminan Rp.10.500/kg, RNI akan membeli sesuai harga yang dijaminkan,” ujarnya.
Dalam memonitor penjualan harga lelang gula petani dan melakukan pembelian, RNI siap bersinergi dengan BUMN PTPN III Holding dan beberapa asosiasi dalam pelaksanaannya dengan harapan dapat memperkuat pembenahan industri gula nasional.
“Menteri Perdagangan dan Menteri BUMN sangat mengapresiasi apa yang dilakukan RNI dan PTPN III Holding untuk inklusivitas dan menjaga harga di tingkat petani,” kata Arief.
RNI telah menyerap tebu petani rakyat untuk digiling sekitar 3,3 juta ton bahan baku tebu pada tahun 2020 dengan jumlah petani tebu rakyat yang menjadi mitra RNI Group sekitar 4 ribu petani.
“Minat petani untuk menanam tebu terbilang masih tinggi dan cenderung meningkat, oleh karenanya kontribusi kami untuk pembenahan industri gula adalah dengan meningkatkan serapan tebu petani rakyat," ujar Arief.
RNI memiliki sejumlah strategi untuk penguatan lini bisnis gula, diantaranya melalui kerjasama dengan mitra strategis untuk peningkatan kapasitas dan revitalisasi PG, perluasan areal perkebunan tebu, penerapan smart farming dan penguatan pola kemitraan dengan petani, penguatan riset varietas tebu melalui pengembangan riset internal dan kerjasama dengan lembaga riset atau perguruan tinggi.
Pada 2021 RNI menargetkan produksi gula mencapai 282 ribu ton yang berada dari tebu petani rakyat maupun milik sendiri dengan kisaran rendemen berada di angka 8,1 persen. Terdapat peningkatan hingga 22 persen dari target sebelumnya di tahun 2020 dengan produksi gula sebanyak 231 ribu ton.
Baca juga: Hingga Juni, RNI catat produksi gula capai 18.000 ton
Baca juga: APTRI: Jangan jual gula di bawah harga Rp11.200/kg, ini alasannya
Baca juga: RNI: Distribusi produk Raja Gula prioritaskan UMKM
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021