Dikutip dari laman Cnet, Jumat, perubahan algoritma ini untuk mengatasi situs pemerasan yang menyalahgunakan algoritma Google untuk menjatuhkan seseorang. Situs tersebut seringkali digunakan untuk memfitnah seseorang, seperti memuat klaim bahwa orang yang dimaksud adalah pembohong sampai pedofilia.
Pengelola situs tersebut biasanya meminta korban membayar sejumlah uang untuk menghapus klaim tersebut.
Situs tersebut akan muncul jika mencari nama korban di mesin pencari.
"Selama bertahun-tahun, pendekatan kami untuk memperbaiki kualitas ranking pencarian konsisten: kami tidak mengambil pendekatan untuk memperbaiki setiap pertanyaan, tapi, kami mengambil contoh dan mencari cara untuk memperbaiki algoritma secara luas," kata wakil direktur di Google untuk kualitas pencarian, Pandu Nayak.
Google sudah membuat "daftar" nama korban yang pernah melaporkan ke tim bahwa mereka menjadi target pemerasan online seperti itu.
Google akan memberikan perlindungan dengan mencegah konten serupa muncul di situs lain ketika mencari nama korban di Search.
Baca juga: Fossil Gen 6 tidak "upgrade" ke Wear OS baru
Baca juga: Google akan izinkan pengguna matikan fitur pelacak iklan
Baca juga: Google Indonesia dorong pengguna internet "kepo" secara positif
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021