• Beranda
  • Berita
  • Kemenaker ajak generasi muda Majene magang di Jepang

Kemenaker ajak generasi muda Majene magang di Jepang

12 Juni 2021 21:05 WIB
Kemenaker ajak generasi muda Majene magang di Jepang
Sosialisasi program pemagangan ke Jepang yang dilaksanakan Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Kabupaten Majene hasil kerja sama antara Kementerian Tenaga Kerja dengan International Manpower Development Organization Japan, Sabtu 12/6. (ANTARA/HO/Humas Pemkab Majene)

masa pandemi COVID-19 yang berdampak pada 24 juta tenaga kerja di Indonesia seperti PHK

Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) mengajak para pemuda di Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat untuk mengikuti program pemagangan di Jepang.

Hal itu disampaikan Direktur Pelatihan dan Pemagangan Kemenaker Muhammad Ali Hapsah, pada sosialisasi program pemagangan ke Jepang yang berlangsung di Kantor Bupati Majene, Sabtu.

Sosialisasi program pemagangan ke Jepang yang dilaksanakan oleh Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Kabupaten Majene tersebut merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Tenaga Kerja dengan International Manpower Development Organization Japan.

Sosialisasi ketenagakerjaan yang bertujuan memberikan informasi kepada para pemangku kepentingan terkait peluang magang bagi calon tenaga kerja usia produktif 19-26 tahun yang diharapkan dapat menjadi tenaga kerja yang handal dan mampu menciptakan peluang usaha saat kembali ke Indonesia itu, diikuti para lurah/kepala desa dan camat se-Kabupaten Majene.

"Kami mengajak para pemuda di Kabupaten Majene untuk mengikuti program pemagangan di Jepang," kata Muhammad Ali Hapsah.

Ia menyampaikan, terdapat dua tahap untuk program pemagangan di Jepang, yakni persiapan daerah sebelum diberangkatkan dan proses tes atau seleksi yang harus diikuti setiap calon peserta magang.

Ia juga memberikan gambaran seperti apa yang akan didapatkan jika setiap pemerintah desa mengirimkan beberapa saja anak mudanya untuk dimagangkan di Jepang.

Para calon peserta magang kata dia, hanya dibebankan uang pembiayaan dan akomodasi saat berangkat ke Jakarta.

"Selebihnya menjadi tanggungan Kemenaker dan pihak Jepang hingga pemberangkatan. Selain itu uang saku selama satu bulan berkisar Rp10 juta," ujarnya.

"Jika peserta magang bekerja selama tiga tahun, maka tunjangan usaha mandiri yang diberikan perusahaan di Jepang sebanyak 600 yen atau Rp80 Juta. Jika empat atau sampai lima tahun, diganjar 800 yen atau Rp 130 juta. Jadi, tenaga kerja kita bisa pulang dengan sejahtera, mampu menggerakkan ekonomi desa dan kabupaten," papar Muhammad Ali Hapsah.

Sementara, Staf Khusus Kemenaker Caswiyono Rusdi Cakrawangsa menyampaikan, ada tiga hal yang harus diantisipasi terkait persoalan ketenagakerjaan di Indonesia.

Pertama kata Caswiyono Rusdi Cakrawangsa, bonus demografi pada 2030, dimana terjadi ledakan jumlah anak muda usia kerja, yakni sekitar 2.9 juta jiwa yang harus terjamin dalam dunia kerja.

Kedua lanjutnya, revolusi industri 4.0 yang mengakibatkan distrupsi suatu keadaan dimana pekerjaan manusia yang akan terganti dengan teknologi.

"Kemudian yang Ketiga, masa pandemi COVID-19 yang berdampak pada 24 juta tenaga kerja di Indonesia seperti PHK, dikurangi jam kerjanya hingga dirumahkan," terang Caswiyono Rusdi Cakrawangsa.

Pemagangan di Jepang menurut dia, berarti mempersiapkan para generasi muda yang produktif untuk siap dalam setiap tantangan ke depan.

Baca juga: Diawali ke Jepang, tenaga magang ke luar negeri dikirimkan Kemenaker

Baca juga: Indonesia-IM Japan sepakat perbanyak peserta magang ke Jepang


Sedangkan perwakilan IM Jepang Tamura Hidetaka menyebutkan dari tahun 1993 sampai 2020, sebanyak 60 ribu peserta magang telah difasilitasi.

"Untuk perusahaan yang menerima pemagangan dari luar negeri sebanyak 1.729, yang bergerak dalam bidang produksi 70 persen dan bidang konstruksi 25 persen," tuturnya.

"Syarat diterima magang harus lulus praktek dan teori pekerjaan sebelum tahun kedua," ujar Tamura Hideteka.

Selain itu kata Tamura Hideteka, pihak perusahaan harus mempersiapkan fasilitas penginapan dan pengajar magang.

Bupati Majene Lukman menilai, program pemagangan ke Jepang merupakan kesempatan yang sangat baik.

Bupati menyampaikan, walaupun tingkat pengangguran d Kabupaten Majene setiap tahun mengalami penurunan, namun hal itu tidak terlalu signifikan.

Sehingga kata Lukman, program pemagangan itu menjadi solusi untuk menciptakan tenaga kerja siap pakai yang juga telah mengadopsi etos kerja dari Jepang.

"Kenapa di Jepang, karena mereka memiliki inovasi dan spirit yang sangat tinggi, sangat jauh dibanding yang lain. Jepang juga negara yang masuk lima besar negara maju di dunia dan dikenal memiliki etos kerja dan dispilin yang tinggi," kata LUkman.

Bupati berharap, dengan program tersebut budaya dispilin dari Jepang bisa dibawa ke Majene dan serta mampu menciptakan dunia usaha yang terbaik.

Selain dihadiri Direktur Pelatihan dan Pemagangan, Direktur Lembaga Pelatihan dan Staf Khusus Kemenaker serta perwakilan IM Jepang, kegiatan itu juga dihadiri Kepala BLK Makassar dan Pangkep Sulawesi Selatan, Kepala Disnakertrans serta Kepala Bapeda Majene.

Baca juga: 30 warga Kabupaten OKI ikut kerja magang di Jepang

Baca juga: Calon peserta magang ke Jepang mendapat pelatihan

 

Pewarta: Amirullah
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021