Berbagai masukan itu disampaikan oleh Kepala BNPT Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar bersama jajarannya saat mengunjungi area pertambangan PT Freeport Indonesia di Tembagapura, Mimika, Papua.
"Salah satu tugas BNPT yaitu di bidang perlindungan terhadap sarana dan prasarana, termasuk obyek vital nasional seperti PT Freeport Indonesia, pusat-pusat kegiatan masyarakat yang perlu mendapatkan perlindungan seperti Bandara, Terminal dan Pelabuhan Laut. Area-area publik seperti itu sangat dimungkinkan terjadinya aksi serangan teror," kata Boy Rafli di Timika, Sabtu.
Baca juga: BNPT ajak warga Papua waspadai terorisme dan radikalisme
Baca juga: BNPT tak berencana bangun kantor perwakilan di Papua
Boy Rafli mengatakan langkah-langkah mitigasi guna mencegah aksi teror di lingkungan perusahaan harus selalu dievaluasi dan dinilai terus-menerus untuk memastikan apakah sudah berjalan maksimal atau tidak.
"Kami melihat kecukupannya seperti apa mengingat dalam beberapa kurun waktu terakhir banyak dari karyawan PT Freeport menjadi sasaran korban penembakan di wilayah tempat mereka bekerja. Kami meng-update dan meng-assessment apakah sudah ada kecukupan dalam mewujudkan keamanan itu. Tentu ada masukan-masukan berkaitan dengan personel maupun pemanfaatan teknologi guna mengantisipasi ancaman-ancaman di bidang keamanan," jelas Boy Rafli.
Jajaran BNPT menggelar kunjungan selama beberapa hari di Timika, ibu kota Kabupaten Mimika dengan agenda utama yaitu menggelar dialog nasional kebangsaan bersama tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan tokoh pemerintahan di sejumlah kabupaten di Provinsi Papua yaitu Mimika, Intan Jaya, Puncak, dan Puncak Jaya.
Baca juga: BNPT sebut Papua damai dan sejahtera jika keamanan terjamin
Baca juga: BNPT ajak masyarakat Papua gelorakan semangat cinta damai
Baca juga: BNPT gelar dialog kebangsaan dengan tokoh Papua di Timika
Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2021