"Saya sudah dapat calon investor, terutama di bidang hilirisasi perikanan, makanya saya datang untuk mengecek, tapi kepastiannya akan bagaimana setelah kami kembali ke Jakarta untuk memformulasikannya," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.
Bahlil menuturkan, kedatangannya ke KEK Bitung dilakukan sebagai tindak lanjut atas arahan langsung dari Presiden Joko Widodo untuk melihat permasalahan dan hambatan yang dialami KEK Bitung.
"Dalam kedatangan ini saya ingin melihat secara dekat, sehingga kita bisa membangun suatu formulasi yang cepat dan tepat untuk mempercepat masuknya tenant-tenant ke KEK Bitung," ujarnya.
Beberapa kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pengembangan KEK Bitung ini di antaranya adalah pengusahaan lahan, juga belum optimalnya fungsi pelabuhan Bitung dan infrastruktur penunjang lainnya di sekitar kawasan.
"Dari hasil yang kami tinjau, permasalahan tanah sudah akan selesai dan terkait konektivitas pelabuhan dan jalan tol sudah bagus, pulang dari sini saya akan melakukan koordinasi dengan kementerian untuk mempercepat proses pengembangannya," kata Bahlil.
Dalam kesempatan yang sama, Walikota Bitung Maurits Mantiri yang ikut mendampingi kunjungan Bahlil menyampaikan harapan adanya dukungan dari pemerintah pusat dalam pengembangan KEK Bitung.
"Kami berharap dukungan dari pemerintah pusat dalam mendorong investor-investor potensial agar banyak masuk di KEK Bitung ini, sehingga bisa berdampak terhadap perekonomian di sekitar kawasan," tutur Maurits.
KEK Bitung merupakan Kawasan Ekonomi Khusus yang mulai beroperasi 1 April 2019. Kawasan tersebut memiliki luas wilayah 534 hektare dan dikelola oleh PT Membangun Sulut Hebat yang merupakan badan usaha milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara.
Baca juga: 35 investor disebut telah siap investasi di KEK Bitung
Baca juga: Sulut tawarkan tiga proyek investasi kepada investor Singapura
Baca juga: Investasi masuk ke Sulawesi Utara capai Rp11,5 triliun
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021