• Beranda
  • Berita
  • UNICEF Aceh: Imunisasi anak penting meski di tengah pandemi

UNICEF Aceh: Imunisasi anak penting meski di tengah pandemi

15 Juni 2021 15:14 WIB
UNICEF Aceh: Imunisasi anak penting meski di tengah pandemi
Health Officer UNICEF Perwakilan Aceh dr Dita Ramadonna. ANTARA/Khalis.

imunisasi itu hak anak

Health Officer UNICEF Perwakilan Aceh dr Dita Ramadonna menyatakan imunisasi dasar bagi bayi dan anak berusia di bawah dua tahun  penting dilakukan meski di tengah pandemi COVID-19 sebagai upaya melindungi diri dari penyakit lain.

“Anak tetap harus mendapatkan imunisasi rutin meskipun di tengah pandemi. Imunisasi itu hak anak,” kata Dita Ramadonna di Banda Aceh, Selasa.

Dita menjelaskan imunisasi merupakan salah satu upaya agar anak terhindar dari berbagai penyakit bahaya seperti campak, polio, meningitis TB, difteri dan penyakit lainnya.

Pemerintah telah mewajibkan anak untuk mendapatkan imunisasi dasar sejak usai 24 jam yaitu imunisasi hepatitis B0. Selanjutnya imunisasi saat usia 1-9 bulan, usia 18-24 bulan serta imunisasi ketika mulai sekolah dasar meliputi pada kelas satu, kelas dua dan kelas lima.

Baca juga: Dinkes Aceh: Cakupan imunisasi dasar lengkap tak capai target

Menurut Dita seorang anak akan sangat rentan terkena penyakit berbahaya itu apabila tidak melakukan imunisasi dasar.

“Misalnya anak terkena penyakit difteri, maka bahayanya itu bisa sampai anak harus dibolongi tenggorokan agar tetap bisa bernafas. Jadi kalau sudah diimunisasi tetap ada risiko terkena tetapi tidak sampai separah itu,” katanya.

Data UNICEF Perwakilan Aceh, kata Dita, cakupan imunisasi dasar bagi anak di Aceh menurun hingga 38 persen pada 2020. Hal itu disebabkan karena pandemi COVID-19 yang membuat orang tua takut membawa anak-anaknya ke fasilitas kesehatan.

Padahal, lanjut dia, di tengah kondisi kasus COVID-19 yang terus meningkat di daerah Tanah Rencong itu, pemenuhan imunisasi bagi anak tetap penting. Anak dapat terhindar dari berbagai penyakit berbahaya sehingga bisa mengurangi mobilitas ke rumah sakit.

“Kalau kasus COVID kita semakin banyak maka rumah sakit, Puskesmas sibuk menangani pasien COVID. Jadi ketika anak tidak diimunisasi, misalnya anak terkena terkena campak, demam tinggi, dibawa ke rumah sakit, sementara di sana risiko paparan COVID lebih besar,” katanya.

Baca juga: Masyarakat diajak lengkapi imunisasi dasar anak cegah penyakit

Saat ini, menurut Dita, penyakit paling banyak yang diderita anak akibat tidak rutin melakukan imunisasi dasar seperti difteri, campak dan congenital rubella syndrome (CRS). Di samping itu orang tua juga perlu mewaspadai penyakit-penyakit lainnya.

“Tantangan besar, saat ini kita masih butuh sosialisasi lagi kepada masyarakat agar orang tua mau membawa anaknya melakukan imunisasi, tentu melibatkan tokoh masyarakat, agama dan para perangkat desa,” katanya.

Di samping itu, UNICEF Perwakilan Aceh juga mengimbau warga untuk tidak takut melakukan vaksinasi COVID-19 sebagai upaya pemerintah dalam membentuk kekebalan kelompok. Ia juga meminta warga menyaring informasi tentang vaksin secara bijak, dengan sumber yang terpercaya.

“Kami berharap masyarakat mencari informasi yang benar tentang vaksin, cari informasi dari sumber yang dapat dipercaya. Banyak sekali informasi yang kelihatan sangat ilmiah tapi kenyataannya tidak benar,” katanya.

Baca juga: Reisa dorong orang tua penuhi imunisasi dasar lengkap anak
Baca juga: Kasus campak rubella menurun drastis di Pulau Jawa

 

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021