PT Permodalan Nasional Madani (Persero) meyakini holding BUMN di segmen ultra mikro (UMi) dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) akan menjamin akses pendanaan nasabah yang lebih murah dan cepat.Ekosistemnya tentu akan menjadi lebih besar. Pelaku ultra mikro dapat menjalin kerja sama dengan pelaku usaha menengah, bahkan korporasi, secara langsung
Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengatakan melalui holding BUMN usaha mikro tersebut akan memacu masyarakat terkategori prasejahtera memiliki akses pendanaan yang lebih terstruktur dalam satu ekosistem. Dengan demikian diharapkan masyarakat prasejahtera bisa cepat ‘naik kelas’ dan memperbesar usaha mereka bahkan membantu dalam penyerapan tenaga kerja.
"Peran pemberdayaan tetap diperankan oleh kami, PNM, dengan adanya super app yang menjadi pendukung kerja karyawan kami. Juga pemanfaatan agen Brilink, jadi segmen ultra mikro yang kami sasar lebih efektif. Nasabah akan mendapatkan keuntungan dengan akses pendanaan lebih murah dan cepat," ujar Arief dalam pernyataan di Jakarta, Senin.
Melalui holding yang melibatkan PNM dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan PT Pegadaian (Persero) itu, nasabah program Mekaar PNM akan memperoleh keuntungan penurunan bunga pinjaman sekitar 3 persen.
Integrasi ekosistem UMi pun dapat mengoptimalkan peran pemberdayaan PNM dengan penurunan biaya tambahan atau overhead cost sekitar 8 persen. Selain itu, integrasi tersebut diharapkan dapat memberikan akses pendanaan yang lebih murah kepada PNM dengan berkurang sekitar 7 persen hingga 9 persen.
Holding tersebut memang bertujuan untuk mendukung visi pemerintah dalam memberdayakan segmen UMi, mempercepat laju inklusi keuangan, pembiayaan berkelanjutan, serta menyasar 57 juta nasabah. Dari total nasabah yang ingin disasar tersebut, 30 juta diantaranya diyakini belum memiliki akses ke sumber pendanaan formal.
Bahkan lima juta nasabah diantaranya diperkirakan berada di bawah bayang-bayang jerat rentenir. Saat ini akses layanan pembiayaan atau pemberian kredit pada segmen UMi baru sekitar 20 persen.
Oleh karena itu, segmen usaha tersebut membutuhkan dorongan untuk memacu pertumbuhan. Salah satunya melalui holding yang memberikan skema pembiayaan modern yang tidak lagi mensyaratkan agunan dalam pemberian kredit, karena rata-rata UMKM tidak memiliki aset yang memadai.
Dalam model bisnis holding UMi, pemerintah akan menggenjot pemberdayaan bisnis melalui PNM dan pengembangan bisnis melalui Pegadaian dan BRI. Hal itu diharapkan mendorong segmen UMi menapaki anak tangga lebih atas memasuki segmen mikro. Tentunya dengan mengolaborasikan jaringan kantor BRI dan Agen Brilink yang dapat memperluas jangkauan terutama kepada kelompok masyarakat pra-sejahtera.
Integrasi ketiga entitas BUMN tersebut akan membentuk ekosistem dengan menjaga, mempertahankan pendekatan pemberdayaan sosial PNM, dan model bisnis Pegadaian serta memperkuat peranan BRI sebagai koordinator dan center of excellence.
"Ekosistemnya tentu akan menjadi lebih besar. Pelaku ultra mikro dapat menjalin kerja sama dengan pelaku usaha menengah, bahkan korporasi, secara langsung. Bahkan ini justru yang akan membuka peluang ekspor lebih baik lagi," kata Arief.
Ekosistem UMi pun akan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi pekerja untuk pengembangan kapabilitas dan karir lintas entitas yang sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan perseroan. Pengembangan talenta tenaga kerja sesuai dengan lima fondasi BUMN melalui BRI Corpu sebagai sentra sharing knowledge antar pekerja BRI Group.
Baca juga: Indef: Pelaku UMKM butuhkan holding BUMN Ultra Mikro
Baca juga: Kadin: Holding BUMN ultra mikro pacu jumlah pengusaha baru
Baca juga: Menteri BUMN klaim BI dan OJK setuju pembentukan holding ultra mikro
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021