Pandemik COVID-19 nyatanya menggeser pola konsumsi masyarakat global. Pembatasan mobilitas untuk mencegah penyebaran COVID-19 membuat masyarakat lebih nyaman menyeduh atau mengkonsumsi kopi instan daripada harus mendatangi kafe-kafe
Pemprov Jatim melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan mendorong produksi kopi olahan dan rumahan di tengah pandemik COVID-19, karena telah menggeser pola konsumsi masyarakat global dari kebiasaan datang ke kafe kini lebih nyaman menyeduh atau mengkonsumsi kopi instan di rumah.
"Pandemik COVID-19 nyatanya menggeser pola konsumsi masyarakat global. Pembatasan mobilitas untuk mencegah penyebaran COVID-19 membuat masyarakat lebih nyaman menyeduh atau mengkonsumsi kopi instan daripada harus mendatangi kafe-kafe," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jatim, Drajat Irawan di Surabaya, Senin.
Ia menjelaskan, dari kecenderungan tersebut membuat produk minuman kemasan maupun konsumsi rumahan lainnya meningkat.
Baca juga: Gubernur Jatim lepas ekspor 19,2 ton kopi ke Inggris
Baca juga: Kementan lepas ekspor 20 ton kopi asal Jatim ke Australia
"Berkaca dari fenomena yang ada disimpulkan kopi dan produk kopi Jawa Timur, potensial mengisi konsumsi pasar dalam negeri mengingat tren pertumbuhan konsumsi produk olahan kopi yang terus meningkat akhir-akhir ini," kata Drajat, dalam siaran pers-nya.
Oleh karena itu, kata dia, Pemprov Jatim mendorong produksi olahan dengan memberikan fasilitasi akses pasar bagi eksportir yang ingin memanfaatkan peluang yang ada, termasuk pemenuhan standardisasi dan sertifikasi, seperti pengujian mutu biji kopi yang dilakukan laboratorium terakreditasi UPT PSMB-LT Surabaya, HKI (merek, cipta, desain industri, HAACCP, halal, barcode, dan lainnya).
Drajat menjelaskan, Jatim mempunyai produk kopi unggulan, seperti kopi Arabika Java Ijen Raung yang berasal dari Bondowoso dan bisa diolah menjadi kopi wine dengan citarasa yang unik. Kemudian juga ada kopi Dampit Malang serta kopi Excelsa Wonosalam yang bercita rasa khas.
"Peluang ekspor kopi dan olahan kopi Jawa Timur masih sangat luas. Pemerintah siap memberikan dukungan dan pendampingan bagi para pelaku usaha untuk bersama-sama memulihkan kinerja perekonomian. Selain itu, kami terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk saling bersinergi dalam upaya peningkatan ekspor, salah satunya melalui pembentukan Export Center yang merupakan pilot project Kementerian Perdagangan di Jawa Timur," papar-nya.
Sementara itu, merujuk data BPS Jatim (2020) di Jawa Timur terdapat area produksi kopi seluas 113.332 hektare yang tersebar di Banyuwangi, Kabupaten Malang, Jember, Bondowoso, dan Kabupaten Blitar dengan total produksi mencapai 68.114 ton kopi.
Sedangkan dari Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas), di Jatim terdapat 24 industri pengolahan kopi skala besar yang tersebar di wilayah Sidoarjo, Jember, Malang, Pasuruan, Gresik, dan lain-lainnya.
Dan data Pusdatin Kemenperin mencatat nilai ekspor kopi dan produk kopi Jawa Timur pada tahun 2020 meningkat dibandingkan tahun 2019, dengan nilai sebesar 164,01 juta dolar AS pada tahun 2019, menjadi 166,85 juta dolar AS pada tahun 2020 atau meningkat 1,73 persen.
Baca juga: Taiwan ingin Jatim tingkatkan ekspor kopi
Baca juga: Jatim kembali ekspor kopi tubruk Lamongan ke Jepang
Baca juga: Produk kopi kelompok tani Jawa Timur tembus pasar Perancis
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021