Satgas Penanggulangan COVID-19 menyatakan pasien terkonfirmasi positif terpapar COVID-19 di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam sehari terakhir bertambah 260 orang, sehingga total kasus positif per hari Senin menjadi 17.527 orang.Dengan perkembangan kasus harian tersebut, maka data pasien positif COVID-19 yang masih menjalani isolasi dan perawatan dokter di rumah sakit per hari Senin (21/6) sebanyak 2.617 orang
Satgas Penanggulangan COVID-19 Bantul dalam keterangan resmi di Bantul, Senin, menyebutkan tambahan kasus baru itu berasal dari Kecamatan Banguntapan 43 orang, disusul Sewon 28 orang, dan Kasihan juga 28 orang, kemudian Bantul 26 orang, serta Jetis juga 26 orang.
Selanjutnya dari Piyungan 18 orang, Pundong 17 orang, Pajangan 14 orang, Sedayu 14 orang, Imogiri 12 orang, dan Kretek sembilan orang, serta Srandakan enam orang, dan Pandak enam orang, sisanya dari Bambanglipuro lima orang, Sanden tiga orang, Dlingo tiga orang, serta Pleret dua orang.
Sementara untuk pasien COVID-19 sembuh dalam periode tersebut bertambah 82 orang, dari Sanden 16 orang, Imogiri 13 orang, Kasihan juga 13 orang, Banguntapan delapan orang, dan Sewon juga delapan orang, kemudian Sedayu tujuh orang, dan Pleret lima orang.
Sisanya dari Bambanglipuro tiga orang, dan dari Pandak, Bantul, dan Jetis masing-masing dua orang, serta Srandakan, Kretek, dan Dlingo masing-masing satu orang. Dengan demikian total kasus pulih dari paparan COVID-19 di Bantul berjumlah 14.488 orang.
Sedangkan untuk kasus konfirmasi COVID-19 yang meninggal dunia pada hari ini ada tiga orang, dari Kecamatan Srandakan, Pleret, dan Kasihan, sehingga total kasus kematian di Bantul berjumlah 422 orang.
Dengan perkembangan kasus harian tersebut, maka data pasien positif COVID-19 yang masih menjalani isolasi dan perawatan dokter di rumah sakit per hari Senin (21/6) sebanyak 2.617 orang.
Sementara itu, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih berharap masyarakat sadar akan bahaya COVID-19 sehingga lebih taat menerapkan protokol kesehatan.
Terkait wacana "'ockdown", di DIY termasuk Bantul yang disampaikan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, menurut dia, dikarenakan upaya pemerintah dalam penanganan pendemi sudah dilakukan baik regulasi maupun anggaran.
"Ngarso Dalem (Gubernur) menyampaikan bahwa 'lockdown' merupakan pilihan terpahit jika tidak ada cara lain menghentikan COVID-19 yang kian tak terkendali. Karena itu Sultan menekankan kedisiplinan menjaga protokol kesehatan, termasuk membatasi kerumunan dalam acara hajatan dan kegiatan sosial maupun hiburan," demikian Abdul Halim Muslih.
Baca juga: Bupati Bantul: "Lockdown" bukan persoalan Bantul, tapi seluruh DIY
Baca juga: Lonjakan COVID-19 di Banguntapan dominan klaster pelaku perjalanan
Baca juga: Ada tambahan 233, positif COVID-19 di Bantul-DIY jadi 15.985 kasus
Baca juga: Bantul terus menambah tempat isolasi COVID-19 di tingkat desa
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021