• Beranda
  • Berita
  • Bantul akan buka wisata dengan pengawasan ketat usai ditutup

Bantul akan buka wisata dengan pengawasan ketat usai ditutup

22 Juni 2021 11:34 WIB
Bantul akan buka wisata dengan pengawasan ketat usai ditutup
Arsip Foto - Bupati Bantul Abdul Halim Muslih saat peresmian pembukaan Wisata Alam Kedung Bunder di pedukuhan Kajor Wetan, Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Minggu (6/6/2021). ANTARA/HO-Humas Pemkab Bantul/am.
Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan membuka objek wisata dengan pengawasan ketat terkait protokol kesehatannya usai destinasi tersebut ditutup sementara berdasarkan Instruksi Bupati tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Mikro.

"Setelah masa berlaku Instruksi Bupati tersebut habis, tempat wisata akan kita buka kembali dengan pengawasan protokol kesehatan ketat," kata Bupati Bantul Abdul Halim Muslih dalam keterangan resmi di Bantul, Selasa.

Dalam Instruksi Bupati Nomor 15 Tahun 2021 tentang PPKM Mikro guna mengendalikan penyebaran COVID-19 yang berlaku dari 15 Juni sampai 28 Juni diantaranya menyatakan bahwa objek wisata yang dikelola Pemkab Bantul ditutup untuk wisatawan pada hari Sabtu dan Minggu.

Dalam pengawasan prokes itu, kata Bupati, akan bekerja sama dengan TNI dan Polri, aparat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) agar diterjunkan untuk melakukan pengawasan protokol kesehatan.

Menurut Bupati yang juga Ketua Satgas Penanggulangan COVID-19 Bantul, jika kerumunan wisatawan di kawasan wisata masih tinggi, maka aparat bisa mengambil tindakan untuk buka tutup menjaga kapasitas obyek wisata sesuai protokol kesehatan.

"Teknisnya begini, misalnya satu titik obyek wisata daya tampung yang diperkenankan secara kesehatan sudah mengundang resiko maka pintu masuk ditutup. Nanti jika ada lima mobil keluar misalnya, maka lima mobil bisa masuk," katanya.

Baca juga: Kasus positif COVID-19 di Bantul bertambah 260, naik jadi 17.527 kasus
Baca juga: Bupati Bantul: "Lockdown" bukan persoalan Bantul, tapi seluruh DIY


Bupati tidak memungkiri, bahwa sistem tersebut bisa memicu antrean kendaraan, akan tetapi demi mengantisipasi sebaran COVID-19 dan ekonomi tetap berjalan, langkah tersebut bisa diambil.

"Metode serupa juga akan diterapkan pada rumah makan atau warung di obyek wisata. Jika nantinya secara kapasitas warung sudah beresiko, dalam hal ini jaraknya padat, maka pengelola harus membatasi pengunjung warungnya," katanya.

Data Satgas Penanggulangan COVID-19 Bantul menyebut, total kasus positif di Bantul per hari Senin (21/6) sebanyak 17.527 orang, dengan telah dinyatakan sembuh 14.488 orang, sedangkan kasus konfirmasi meninggal 422 orang, sehingga pasien yang masih isolasi berjumlah 2.617 orang.

Baca juga: Lonjakan COVID-19 di Banguntapan dominan klaster pelaku perjalanan
Baca juga: Bantul terus menambah tempat isolasi COVID-19 di tingkat desa
Baca juga: Dinkes DIY minta rumah sakit menambah tempat tidur pasien COVID-19

Pewarta: Hery Sidik
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021