• Beranda
  • Berita
  • Satgas sebut varian Delta berpotensi masuk ke Kepri

Satgas sebut varian Delta berpotensi masuk ke Kepri

22 Juni 2021 11:46 WIB
Satgas sebut varian Delta berpotensi masuk ke Kepri
Wakil Ketua Harian Satgas COVID-19 Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Tjetjep Yudiana. ANTARA/Ogen/am.

mengingat mobilitas transportasi laut dan udara tetap jalan

Wakil Ketua Harian Satgas COVID-19 Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Tjetjep Yudiana mengimbau masyarakat memperketat protokol kesehatan karena varian baru COVID-19 Delta berpotensi masuk ke daerah tersebut, setelah menyebar di beberapa provinsi di Indonesia.

"Gunakan masker dan jangan bicara dengan orang yang tak pakai masker. Karena, hidung dan mulut jadi saluran utama virus masuk ke dalam tubuh," ujar Tjetjep di Tanjungpinang, Selasa.

Tjetjep mengungkap, varian baru virus tersebut saat ini telah menyebar di sejumlah daerah, seperti Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.

"Bukan hal mustahil varian Delta ini masuk Kepri. Mengingat mobilitas transportasi laut dan udara tetap jalan, ditambah ada sebagian warga kita yang berpergian ke daerah-daerah itu," kata Tjetjep.

Oleh karenanya, Tjetjep mengingatkan agar pengawasan pintu masuk kedatangan penumpang melalui jalur laut maupun udara di Kepri makin diperketat guna mencegah masuknya varian Delta.

Baca juga: Bertambah 351 orang, positif COVID-19 di Kepri capai 21.036 kasus
Baca juga: 11 warga Tambelan tertular COVID-19 dalam kluster pernikahan


Selain itu, dia mengimbau warga tetap mematuhi protokol kesehatan 5M, yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan menghindari berpergian.

Lebih lanjut, Tjetjep tak menampik bahwa varian COVID-19 delta ini lebih berbahaya karena disamping gejala biasa, seperti demam, batuk, dan sesak nafas. Juga memiliki gejala lain, di antaranya hilang pendengaran, gangguan pencernaan, gangguan hati, dan gangguan pembekuan darah.

"Kalau pembekuan darah di kepala bisa sampai stroke. Apalagi di tangan, dapat menyebabkan kematian karena oksigen tak bisa masuk," demikian Tjetjep.

Baca juga: Lingga kembali ke Zona Kuning COVID-19
Baca juga: Provinsi Kepri miliki 10.303 relawan desa lawan COVID-19
Baca juga: Penularan COVID-19 di Kepri meningkat sejak April

 

Pewarta: Ogen
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021