• Beranda
  • Berita
  • Anies: Kondisi pasien COVID lebih cepat memburuk karena varian baru

Anies: Kondisi pasien COVID lebih cepat memburuk karena varian baru

24 Juni 2021 22:13 WIB
Anies: Kondisi pasien COVID lebih cepat memburuk karena varian baru
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) saat meninjau tenda darurat bagi ruang inap pasien COVID-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (24/6/2021). ANTARA/Mentari Dwi Gayati.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengemukakan, varian baru COVID-19 tidak hanya membuat penularan lebih cepat, tetapi juga membuat kondisi pasien yang terpapar lebih cepat memburuk.

Karena itu, ia meminta masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah mengingat kasus COVID-19 di Jakarta yang terus mencatatkan penambahan.

"Potensi penularan itu amat tinggi. Kedua, ini adalah varian baru, sehingga kita menyaksikan percepatan penularan, dan dalam banyak kasus, percepatan perburukan ketika mengalami COVID," kata Anies saat mengunjungi RSUD Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis malam.

Berbeda dengan lonjakan kasus pada bulan-bulan sebelumnya, Anies menegaskan bahwa umumnya kondisi pasien yang sudah terpapar virus akan lebih cepat menurun karena varian baru ini.

Apalagi, Pemerintah tidak bisa mengawasi kegiatan masyarakat, terutama di ruang privat, seperti rumah dan pemukiman warga.

Baca juga: Anies lakukan inspeksi ke tenda darurat RSUD Kramat Jati
Baca juga: Anies: Jakarta siap hadapi segala kondisi terkait COVID-19


Karena itu, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mewanti-wanti masyarakat untuk menyadari bahwa kondisi Jakarta saat ini berpotensi menuju fase genting. Seluruh rumah sakit telah diminta untuk menambah kapasitas tempat tidur.

"Kita menambah jumlah tempat tidur, menambah jumlah tenaga medis, obat, tapi kalau jumlah pasiennya tidak dikendalikan, jumlahnya bertambah terus, akan repot," kata Anies.

Senada dengan itu, Direktur RSUD Kramat Jati Friana Asmely menjelaskan bahwa sebelumnya, kondisi pasien didominasi dengan gejala ringan dan sedang, sedangkan saat ini lebih banyak ditemukan pasien bergejala sedang dan berat.

"Bulan ini lebih banyak kita temukan sedang dan berat. Istilah medisnya desaturasi atau kekurangan oksigen dalam udara terbuka, di bawah 90 persen semua ternyata oksigennya," kata Friana.
Baca juga: Anies optimalkan 267 Posko PPKM kelurahan untuk tekan COVID-19

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021