"Kami memiliki dan menunjukkan gestur positif untuk perkembangan inovasi keuangan Indonesia. Bicara soal cloud computing, dengan adanya bandwidth yang lebih besar, dengan adanya perkenalan 5G, semua bisa dilakukan dengan internet," kata Triyono dalam diskusi daring, dikutip Selasa.
"Konsep cloud mungkin dulu kurang dilirik karena internet kita masih belum sestabil sekarang. Dengan adanya 'jalan tol' internet ini, semua menjadi mungkin. Efisiensi dan inovasi semakin marak sekarang, dan perkembangannya positif, yang jelas, termasuk cloud," imbuhnya.
Baca juga: Adopsi teknologi cloud untuk fintech perlu dibarengi manajemen risiko
Baca juga: Huawei investasikan 220 juta dolar perkuat layanan
Lebih lanjut, Triyono mengatakan kehadiran cloud kini sudah menjadi kebutuhan, bukan hanya sekadar pelengkap. "Cloud sangat dibutuhkan. Betapa simpelnya untuk memanfaatkan cloud untuk penggunaan personal maupun industri. Tanpa cloud, fintech itu akan menjadi tidak mungkin," jelasnya.
Menambahkan, Head of Enterprise Digital Natives Sales Google Indonesia Sugianto Rahardja, mengatakan bahwa sektor fintech di Indonesia kini hadir untuk mengakselerasi inklusi finansial secara nasional. Dengan dukungan dari teknologi termasuk cloud, hal tersebut diharapkan bisa tercapai dengan cepat.
"Dengan adanya cloud, bisa membantu di beberapa area. Fintech berada di ruang yang cepat dan fleksibel. Cloud bisa menyediakan kecepatan dan kelenturan itu. Lalu, dari segi biaya juga lebih efisien, dan cloud ini juga serverless -- sehingga tidak perlu khawatir dan bahkan bisa membantu menyediakan teknologi dengan cepat," kata Sugianto.
Di sisi lain, Executive Director Asia Cloud Computing Association Lim May-Ann optimistis akan pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Menurut Lim, masih banyak ruang dan potensi yang bisa digali Indonesia di sektor ini.
"Kami sangat menantikan seperti apa perkembangan fintech di Indonesia, terlebih dengan banyaknya unicorn yang berasal dari Indonesia. Ini adalah pondasi yang bagus untuk pertumbuhan partisipasi di ekonomi digital; bukan hanya di Indonesia, namun juga di Asia dan dunia," kata Lim.
"Sekarang adalah bagaimana menggunakan infrastruktur ini untuk mengakselerasinya lebih jauh. Ada banyak tools yang digunakan, termasuk di cloud, untuk dimanfaatkan di ruang bisnis maupun pelanggan. Runway untuk adopsi cloud di Indonesia masih sangat potensial untuk dieksplor," pungkasnya.
Baca juga: Percepat transformasi digital, Link Net bermitra dengan Google Cloud
Baca juga: Aplikasi Varnish Cache tersedia di Alibaba Cloud Marketplace
Baca juga: Indonet fokus bangun layanan digital terintegrasi
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021