G20 harus dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi Afrika untuk mencapai target-target pembangunan berkelanjutan
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyoroti dampak pandemi COVID-19 terhadap Afrika, yang mencakup aspek kesehatan, tantangan sosial ekonomi, serta semakin lebarnya kesenjangan antara Afrika dan dunia.
“Dikhawatirkan bahwa hal ini akan menciptakan dampak jangka panjang seperti meningkatnya secara tidak langsung angka kematian, penurunan ekonomi, dan peningkatan hutang,” kata Menlu Retno dalam paparan media virtual mengenai isu Afrika yang dibahas dalam pertemuan para menlu Kelompok 20 (G20) di Italia, Selasa.
Untuk itu, Indonesia menekankan bahwa dukungan terhadap Afrika harus benar-benar berdasarkan kebutuhan dan prioritas masyarakat benua tersebut.
Pendekatan itu dikenal dengan prinsip “solusi Afrika untuk mengatasi tantangan Afrika” (African solutions to address Africa’s challenges).
“G20 harus dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi Afrika untuk mencapai target-target pembangunan berkelanjutan,” ujar dia, menegaskan.
Menurut Retno, prioritas yang diperlukan Afrika saat ini adalah vaksinasi, termasuk melalui the Partnership for Africa Vaccine Manufacturing Initiative.
Baca juga: Menlu Retno berkunjung ke Italia untuk hadiri pertemuan G20
Kemitraan manufaktur vaksin itu telah diluncurkan Uni Afrika pada April 2021, dipicu keprihatinan karena proporsi Afrika dalam total pelaksanaan vaksinasi global sangat kecil, yakni kurang dari 2 persen.
“Karenanya, melalui inisiatif ini, Uni Afrika membuka peluang kerja sama dan kemitraan untuk meningkatkan kapasitas Afrika dalam memproduksi vaksin di kawasan,” kata Retno.
Selain itu, Menlu juga menekankan bahwa sejak Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955, kepentingan Afrika selalu menjadi prioritas bagi Indonesia.
Beberapa kemitraan yang telah dilakukan oleh Indonesia dengan Afrika antara lain kerja sama teknis bersifat tailor-made sebanyak lebih dari 1.000 program, serta penguatan kerja sama dengan Afrika yang akan dilakukan melalui Indonesia-Aid .
Dalam diskusi mengenai Afrika, Indonesia menegaskan pentingnya dunia mentransformasikan pendekatan bantuan menjadi kemitraan. Dengan menjadikan Afrika sebagai bagian dari solusi, potensi benua tersebut dapat dioptimalkan.
Pendekatan tersebut telah dilakukan oleh Indonesia melalui penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum yang menghasilkan kesepakatan bisnis senilai ratusan juta dolar AS dan penyelenggaraan Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue 2019 yang menghasilkan proyek infrastruktur senilai 820 juta dolar AS (sekitar Rp11,9 triliun).
“Dalam pertemuan menlu G-20 ini Indonesia mengusulkan bahwa G20 dapat mempertimbangkan kegiatan seperti G20-Africa Business Council atau G20 Africa Digital Expo,” katanya.
Selanjutnya, dia juga menyoroti pentingnya memastikan lingkungan kondusif bagi pertumbuhan yang berkelanjutan di Afrika, termasuk pentingnya dukungan bagi adaptasi iklim, ketahanan pangan, dan pembangunan perdamaian.
Baca juga: Menlu RI dorong G20 bangun multilateralisme untuk hadapi pandemi
Baca juga: Menlu Retno melobi India agar longgarkan izin ekspor obat ke Indonesia
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021