"Indonesia dengan negara kepulauan yang luas harus mempunyai perencanaan alur pelayaran dan barang yang lebih integratif," kata Kartika dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Rabu.
Dia menjelaskan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) harus mempunyai target untuk mencapai efisiensi dan membuka akses bagi daerah-daerah dengan kapasitas yang bisa direncanakan secara baik.
Baca juga: Pemerintah integrasi pelabuhan perikanan dan pasar ikan internasional
Selama beberapa tahun terakhir, Pelindo memiliki empat perusahaan yang mengelola beberapa wilayah berbeda membuat pemerintah sulit untuk merencanakan alur dan investasi yang dapat mendukung penurunan biaya logistik nasional.
"Dari sisi pelayanan masih belum standar karena banyak pelabuhan baru berkembang, sehingga harus melakukan perbaikan untuk bisa memberikan pelayanan terbaik dan menurunkan biaya pelayanan," kata Kartika.
Adapun dari kacamata persaingan global, lanjut dia, Indonesia akan kesulitan untuk bersaing dengan skala yang dimiliki sekarang karena pelabuhan yang masih terpecah empat.
Baca juga: DJP sepakati integrasi data pajak dengan tiga operator pelabuhan
Kondisi itu membuat bisnis Pelindo tidak mempunyai daya tawar yang tinggi terhadap jalur pelayaran mancanagera.
"Kami mengharapkan penggabungan itu bisa masuk ke top 10 global player di container port, sehingga bisa melakukan negoisasi untuk menarik trafik internasional dengan global shipping partner yang lebih kuat," kata Kartika.
Rencana pergabungan akan dikerjakan secara sistematis dan korporasi agar integrasi tersebut dapat menimbulkan dampak positif bagi perekonomian nasional.
Terdapat tiga manfaat yang akan diperoleh dari pergabungan BUMN pelabuhan tersebut mulai dari meningkatkan kapasitas pelayanan, efisien penurunan biaya di berbagai fungsional perusahaan, hingga memberikan fokus yang berbeda bagi fungsi-fungsi yang ada di dalam Pelindo sekarang.
"Setelah terjadi penggabungan kami akan membangun empat perusahaan yang mempunyai beda fungsi, yaitu perusahaan kontainer, non-kontainer, logistik, dan marine service," tutup Kartika.
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021