Sejak Februari 2021, PKT menjalankan program pemberdayaan sumber daya manusia dan alam di tanah Papua melalui berbagai upaya, mulai dari pembinaan petani lokal dalam budidaya bibit sayur-sayuran hingga jaminan pembeli hasil panen.
PKT melihat potensi lahan yang bagus dan ideal untuk pengelolaan pertanian secara berkelanjutan sehingga melalui program ini PKT berkomitmen untuk mengembangkan lahan pertanian di Papua secara konsisten, kata SVP Sekretaris Perusahaan PKT Teguh Ismantono, dalam pernyataan pers, dikutip Kamis.
Baca juga: PKT berdayakan mitra binaan produksi masker dan APD
Baca juga: Pupuk Kaltim: Implementasi K3 untuk tingkatkan kepercayaan konsumen
Batasan jarak kerap menjadi hambatan dalam mengakses komoditas pangan penting. Lahan di Kota Jayapura, yang wilayahnya merupakan dataran rendah, tidak cocok untuk tanaman brokoli, kentang, wortel, sawi putih, dan lain-lain sehingga harus mendatangkan pasokan dari Wamena, Kabupaten Jawawijaya, bahkan dari Sulawesi Utara dan Jawa.
Kondisi ini cukup disayangkan mengingat wilayah wilayah Kota Jayapura relatif dekat dengan Kabupaten Jayapura, dataran tinggi yang ideal untuk ditanami berbagai komoditas sayur-sayuran.
Pada sisi lain, petani di dataran tinggi Kabupaten Jayapura seperti di Kampung Klaisu, Distrik Gresi terbiasa memanfaatkan hasil pertanian mereka hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan bukan untuk kesejahteraan jangka panjang.
Sebagai perusahaan yang memiliki keahlian selama lebih dari 40 tahun di sektor pertanian, PKT melihat bahwa kondisi ini dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat Papua, baik para petani di Kabupaten Jayapura maupun masyarakat Papua secara lebih luas.
Para petani lokal dan lahan pertanian di dataran tinggi Jayapura patut diberdayakan agar dapat menciptakan rantai pangan yang lebih berkelanjutan dengan menjadi pemasok komoditas sayuran segar yang sebelumnya sulit didapatkan oleh masyarakat lokal.
Untuk membantu masyarakat Papua, jelas Teguh, PKT menjalankan empat elemen program, yakni budidaya bibit baru, transfer ilmu pengetahuan (transfer of knowledge), transfer teknologi (transfer of technology), dan kepastian pasar.
Para petani lokal yang terlibat dalam program ini pun tidak perlu khawatir mengenai keberlanjutan hasil panennya di pasaran. Selain membina, mendampingi, dan menyumbangkan alat, PKT juga memastikan kesejahteraan para petani dengan berperan sebagai penjamin pembelian hasil panen (offtaker).
Rangkaian upaya dari PKT ini mendapatkan sambutan antusias dan positif dari masyarakat lokal. Bahkan, hingga saat ini, program ini telah mencatat hasil panen lebih dari 100 kg kacang panjang, 50 kg buncis, 20 kg bayam, 30 kg sawi, dan 40 kg kangkung.
"Rangkaian program kami di Papua ini merupakan tahap awal dari bagian tanggung sosial kami sebagai perusahaan yang mengedepankan keberlanjutan lingkungan serta sumber daya manusia di sektor pertanian, khususnya di wilayah di mana kami beroperasi," demikian Teguh.
Baca juga: KSP dan Kemenperin dukung revitalisasi industri di Pupuk Kaltim
Baca juga: Pupuk Kaltim distribusikan 1,7 juta ton pupuk pada kuartal I 2021
Baca juga: Peduli lingkungan, Pupuk Kaltim konsisten tekan emisi gas rumah kaca
Pewarta: Suryanto
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021