Petenis peringkat satu dunia itu tak menemui kesulitan berarti dalam pertemuan babak ketiga itu namun ada sejumlah momen yang cukup merepotkan sang petenis Serbia ketika melawan petenis peringkat 114 tersebut.
Akan tetapi, Djokovic tahu bagaimana meningkatkan permainannya dan teriakannya, dengan beberapa kali berteriak sambil memukul-mukul dada, dia bermain lebih dalam untuk menaklukkan Kudla yang berapi-api dan melanjutkan perjalanannya menuju titel keenam dalam Wimbledon.
Djokovic mencuri dua set pertama dari Kudla, namun ketika dia tertekan pada set ketiga setelah tertinggal 1-4, dan dengan skor yang sama saat tiebreak, dia menunjukkan betapa keras kepalanya dan bertekadnya dia untuk bertahan.
"Ini bagian dari gen, keluarga saya, bagaimana saya tumbuh di masa-masa sulit pada tahun 90-an untuk negara saya," kata Djokovic mengacu ke pemboman yang dilakukan NATO ke Beograd selama perang Kosovo.
Baca juga: Sabalenka libas petenis remaja menuju 16 besar Wimbledon
"Kegagalan tak pernah menjadi opsi bagi saya atau keluarga saya, kami harus menemukan cara membiayai kebutuhan pokok untuk hidup...
"Saya menghabiskan banyak waktu di pegunungan dengan serigala dan ini adalah energi serigala. Saya tidak bercanda," kata Djokovic setelah menyiapkan pertemuan dengan petenis peringkat ke-17 asal chile Cristian Garin pada babak 16 besar nanti.
Djokovic telah separuh jalan menuju sapu bersih semua empat titel turnamen besar tahun ini dan memiliki peluang menyamai rekor 20 titel tunggal Grand Slam yang dipegang Roger Federer dan Rafael Nadal.
Kudla tak ingin menyerah begitu saja tanpa perlawanan dan membuat break awal pada set ketiga, bertahan hingga gim ketujuh dan kemudian memimpin tiebreak ketika empat servis pertama Djokovic melenceng.
Akan tetapi, pertandingan tak berlanjut ke set keempat setelah reli terakhir sebanyak 19 pukulan pada match point kedua Djokovic, Kudla akhirnya mengakui kekalahannya sebelum dipuji oleh sang lawan dari Serbia, demikian Reuters.
Baca juga: Kyrgios mungkin tolak pimpin Australia ke Olimpiade Tokyo
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021