• Beranda
  • Berita
  • Akhiri perang terpanjang, pasukan AS keluar dari Afghanistan

Akhiri perang terpanjang, pasukan AS keluar dari Afghanistan

3 Juli 2021 13:47 WIB
Akhiri perang terpanjang, pasukan AS keluar dari Afghanistan
Helikopter CH-47 Chinook diangkut ke pesawat Angkatan Udara AS C-17 Globemasters III selama proses penarikan pasukan AS di Afghanistan. Gambar diambil pada 16 Juni, 2021. ANTARA/U.S. Army/Sgt. 1st Class Corey Vandiver/Handout via REUTERS/tm
Pasukan Amerika Serikat (AS) ditarik keluar dari pangkalan militer utama mereka di Afghanistan pada Jumat (2/7), mengakhiri secara efektif perang terpanjang dalam sejarah AS.

Penarikan pasukan AS berlangsung ketika pemberontakan Taliban meningkatkan serangannya di seluruh negeri setelah pembicaraan perdamaian tersendat.

Markas besar Departemen Pertahanan AS, Pentagon, mengatakan penyerahan pangkalan militer Bagram ke pasukan keamanan Afghanistan adalah "tonggak penting" dalam penarikan itu.

Namun, Pentagon bersikeras bahwa militer AS masih memiliki wewenang untuk melindungi pasukan Afghanistan.

"Otoritas itu masih ada," kata juru bicara Pentagon John Kirby kepada wartawan.

Dia tidak memberikan garis waktu kapan wewenang itu akan berakhir.

Presiden Joe Biden mengatakan keberangkatan pasukan berada di jalurnya, tetapi beberapa pasukan Amerika masih akan berada di Afghanistan pada September sebagai bagian dari "penarikan rasional dengan sekutu."

"Saya ingin berbicara tentang hal-hal bahagia, kawan," kata Biden. "Ini liburan akhir pekan. Aku akan merayakannya. Ada banyak hal hebat yang terjadi."

Bagram, satu jam perjalanan ke utara Kabul, adalah tempat militer AS mengoordinasikan perang udara dan dukungan logistiknya untuk seluruh misi Afghanistan. Taliban berterima kasih kepada mereka karena pasukan AS pergi.

"Kami menganggap penarikan ini sebagai langkah positif. Warga Afghanistan bisa lebih dekat dengan stabilitas dan perdamaian dengan penarikan penuh pasukan asing," kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid.

Para warga Afghanistan lainnya bersikap lebih hati-hati. "Amerika harus meninggalkan Afghanistan dan harus ada perdamaian di negara ini," kata penduduk Kabul, Javed Arman.

Namun dia menambahkan, "Kami berada dalam situasi yang sulit. Kebanyakan orang telah meninggalkan distrik mereka dan beberapa distrik telah jatuh. Tujuh distrik di Provinsi Paktia sudah jatuh dan sekarang di bawah kendali Taliban."

Lebih dari 3.500 tentara internasional tewas di Afghanistan. Seorang diplomat Barat di Kabul mengatakan Washington dan sekutu-sekutunya di NATO telah "memenangkan banyak pertempuran, tetapi kalah dalam perang Afghanistan.


Situs hitam

Di pangkalan militer Bagram, CIA menjalankan pusat penahanan. Di fasilitas itu, para tersangka teroris menjadi sasaran pelecehan --tindakan yang kemudian disebut oleh Presiden Barack Obama sebagai penyiksaan.

Pangkalan itu kemudian berkembang menjadi kota berbenteng yang luas untuk kekuatan militer internasional yang besar. Di dalamnya, ada restoran cepat saji, pusat kebugaran, dan kafe yang menyajikan kopi-kopi unggulan.

Dua landasan pacu di pangkalan militer Bagram terus-menerus meraung. Presiden terbang ke lokasi itu dan memberikan pidato; para pesohor juga berdatangan dan berbagi cerita-cerita lucu.

Seorang pejabat Afghanistan mengatakan pangkalan itu akan secara resmi diserahkan melalui suatu upacara pada Sabtu.

Para pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa sebagian besar tentara telah meninggalkan Afghanistan, lebih cepat dari jadwal yang ditetapkan oleh Biden, presiden AS yang telah berjanji bahwa mereka sudah akan pulang pada 11 September.

Jenderal Austin Miller, saat ini komandan tertinggi AS di Afghanistan, akan meninggalkan negara itu dalam beberapa hari mendatang. Dia menyerahkan komando kepada Jenderal Kenneth McKenzie, yang mengepalai Komando Pusat AS, kata Pentagon.

Sumber : Reuters

Baca juga: Pasukan AS keluar dari pangkalan utama di Afghanistan

Baca juga: Militer Jerman selesaikan penarikan pasukan dari Afghanistan

 

Pemerintah Afghanistan hormati keputusan AS tarik pasukan

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021