• Beranda
  • Berita
  • RT LAMP Saliva diharapkan bantu percepatan 3T COVID-19

RT LAMP Saliva diharapkan bantu percepatan 3T COVID-19

5 Juli 2021 12:43 WIB
RT LAMP Saliva diharapkan bantu percepatan 3T COVID-19
Ilustrasi - Pemeriksaan spesimen di laboratorium. ANTARA/Pexels.

Metode pemeriksaan RT LAMP Saliva, salah satu alternatif pemeriksaan COVID-19 tanpa perlu mencolok hidung atau air liur, diharapkan bisa membantu pemerintah dalam proses percepatan 3T yaitu Testing, Tracing, Treatment di wilayah- wilayah yang kesulitan menghadirkan laboratorium untuk metode pengetesan RT-PCR.

PT Kalbe Farma melalui anak usahanya menyebutkan metode RT LAMP Saliva tidak memerlukan fasilitas laboratorium yang kompleks seperti metode RT-PCR.

"Metode RT-LAMP tidak memerlukan fasilitas alat laboratorium yang mahal. Cukup memerlukan water bath sebagai alat utama ditambah peralatan laboratorium standar lainnya seperti pipet, tabung, minicentrifuge, dan vortex mixer, “ kata Head External Communication PT Kalbe Farma Hari Nugroho dalam keterangannya, Senin.

Baca juga: Kemen PPPA kolaborasi dengan Kalbe Farma dukung perempuan wirausaha

Ada pun cara kerja metode RT-LAMP Saliva adalah memeriksa materi genetik virus SARS-CoV-2 yang merupakan "gen N”.

“Gen N” termasuk dalam materi yang mendapat Emergency Use Authorization (EUA) dari WHO sebagai salah satu gen target yang bisa digunakan untuk memeriksa keberadaan SARS-CoV-2.

Dengan mengidentifikasi “Gen N” dari SARS-CoV-2, RT- LAMP Saliva dapat mengidentifikasi mutasi varian seperti Alpha, Beta, Gamma, hingga Delta dan varian lainnya.

KalGen DNA anak usaha dari Kalbe Farma yang memproduksi RT-LAMP Saliva menyebutkan waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaan tes COVID-19 dengan metode air liur itu lebih singkat karena memakan waktu kurang lebih 65 menit pengerjaannya jika dibandingkan dengan metode RT-PCR yang memakan waktu 240 menit.

Direktur KalGen DNA Retno Ambarwati menyebutkan beberapa perbandingan lainnya antara RT-PCR dan RT-LAMP Saliva mulai dari suhu, pemeriksaan RT-PCR menggunakan beberapa pengaturan suhu (non- isothermal)sedangkan RT-LAMP Saliva menggunakan suhu yang konstan (isothermal).

Dari sisi hasil, RT-PCR bersifat kuantitatif (ada nilai CT) sedangkan RT-LAMP Saliva bersifat kualitatif tanpa nilai CT.

Rata-rata sensitivitas dan spesivitas RT PCR >95- 100 persen sedangkan data terakhir RT-LAMP Saliva memiliki sensitivitas 92,6 persen dan spesivisitas sebesar 93,3 persen.

Meski terdengar mudah digunakan, pemeriksaan RT-LAMP Saliva tetap membutuhkan perlakuan khusus terhadap sampel yaitu untuk memperbanyak materi genetik yang terdapat pada sampel dengan menggunakan reagen dan peralatan laboratorium standar jadi RT-LAMP Saliva masih memerlukan laboratorium dalam uji sampel.

“Jadi pemeriksaan RT-LAMP tidak bisa dilakukan sendiri sehingga kit RT-LAMP Saliva tidak dijual bebas, termasuk di market place,” kata Retno.

Kit RT-LAMP Saliva dengan merk ELVA Diagnostic SARS-CoV-2 Saliva Nucleic Acid Test didistribusikan oleh PT Enseval Medika Prima, salah satu anak perusahaan Kalbe. Laboratorium klinik atau rumah sakit dapat menghubungi +62 812-8757-6416 untuk mendapatkan informasi ketersediaan kit RT-LAMP Saliva.

“Kami berharap pemeriksaan RT-LAMP Saliva dapat membantu pemerintah mencapai target testing 400 ribu kasus per hari,“ tutup Hari.

Baca juga: Kalbe klaim metode tes air liur yang lebih akurat dari tes antigen

Baca juga: "Suntik Sehat" untuk tingkatkan kekebalan tubuh

Baca juga: Tips jaga kesehatan tubuh usai divaksin

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021