Menparekraf kaji pemblokiran game "Fortnite"

5 Juli 2021 17:52 WIB
Menparekraf kaji pemblokiran game "Fortnite"
Ilustrasi game Fortnite (Pixabay)

mengkaji dan segera mengeluarkan larangan

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Salahuddin Uno menginstruksikan jajarannya untuk mengkaji kemudian memblokir game "Fortnite" agar tidak dimainkan oleh anak-anak.

Dikutip melalui keterangannya pada Senin, salah satu hal yang mempengaruhi keputusan tersebut, adalah "Fortnite" mewajibkan pemainnya untuk menghancurkan sebuah bangunan mirip Kabah.

Selain itu, alasan lainnya adalah karena "Fortnite" secara langsung bertentangan dengan nilai-nilai luhur, khususnya keagamaan. Permainan itu pun dinilainya dapat memicu perilaku tidak menghormati antar umat beragama, mendorong aksi kekerasan dan berpotensi penistaan agama.

Baca juga: Menparekraf apresiasi inisiatif GoFood bekali prokes ketat untuk mitra

Baca juga: Sandiaga resmikan Sentra Budaya dan Ekonomi Kreatif Melayu Riau


"Lima kali sehari minimal kita menghadap Kabah, dari mana pun kita di dunia untuk menunaikan salat wajib atau salat sunnah. Dan di game ini saya diberitahu bahwa ada Ikon yang dinilai mirip Kabah yang harus dihancurkan untuk mendapatkan senjata baru dan naik ke level berikutnya," kata Menteri Sandiaga.

"Ini yang menurut saya sangat bertentangan dengan nilai-nilai luhur, terutama dari segi keagamaan, termasuk kerukunan beragama, ini suatu hal yang sangat sensitif," imbuhnya.

Kabah, ditegaskan Menparekraf merupakan tempat suci bagi seluruh umat muslim di dunia.

Oleh karena itu, dirinya mengaku sepakat dengan fatwa yang diterbitkan Pusat Fatwa Elektronik Universitas Al Azhar Kairo, yakni larangan bagi umat muslim untuk tidak memainkan "Fortnite".

Alasannya, karena permainan tersebut telah menciderai umat muslim dan berpotensi memengaruhi kepercayaan serta mental kalangan muda.

"Oleh karena itu kami akan menginstruksikan kepada tim untuk mengkaji dan segera mengeluarkan larangan. Kami juga ingin memberikan peringatan kepada beberapa pengembang permainan untuk berhati-hati," kata Menparekraf.

Digitalisasi, termasuk media sosial dan permainan digital dianalogikan layaknya dua mata pisau.

Pada satu sisi, digitalisasi membuka peluang usaha serta lapangan kerja, tetapi di sisi lain digitalisasi juga dapat menjadi ancaman yang merugikan.

"Ini potensi, sekaligus ancaman. Oleh karena itu game menjadi pusat perhatian kami saat ini," kata Menteri Sandiaga.

"Kami pastikan agar aplikasi dan pengembangan game ini justru menjadi peluang untuk kita membuka lapangan kerja, menjadi lahan usaha, tapi jangan sampai mencederai nilai-nilai luhur bangsa kita," pungkasnya.

Baca juga: Simbiosis mutualistis antara fesyen dan video game

Baca juga: Bos Apple dan Epic Games akan disidang soal Fortnite

Baca juga: Apple diizinkan blokir Fortnite di App Store

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021