• Beranda
  • Berita
  • Menko Airlangga: Indonesia bertekad jadi negara berpendapatan tinggi

Menko Airlangga: Indonesia bertekad jadi negara berpendapatan tinggi

6 Juli 2021 19:45 WIB
Menko Airlangga: Indonesia bertekad jadi negara berpendapatan tinggi
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat pertemuan virtual Economic, Trade, and Investment Ministers’ Meeting(ETIMM) di Jakarta, Selasa (6/7/2021). ANTARA/HO-Kemenko Perekonomian/pri.

Pemerintah Indonesia optimis IA-CEPA dapat membawa Indonesia dan Australia untuk meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi yang berkelanjutan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan Indonesia bertekad menjadi negara berpendapatan tinggi atau high income country.

Saat pertemuan virtual Economic, Trade, and Investment Ministers’ Meeting(ETIMM) di Jakarta, Selasa  Menko mengatakan pemerintah telah melaksanakan reformasi struktural melalui Undang-Undang Cipta Kerja dengan tujuan menyederhanakan perizinan berusaha, mendirikan lembaga pengelola investasi untuk iklim investasi yang lebih baik, serta menetapkan daftar prioritas investasi.

“Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja diharapkan dapat mendorong pelaku usaha Australia untuk lebih optimal dalam memanfaatkan IA-CEPA, AANZ-FTA, dan Regional Comprehensive Economic Partnership,” katanya.

Pada pertemuan bilateral tersebut Indonesia Australia sepakat untuk memperkuat hubungan ekonomi dalam rangka pemulihan ekonomi bersama, serta optimalisasi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).

IA-CEPA Economic Cooperation Program (ECP) KATALIS diharapkan dapat mewujudkan konsep Economic Powerhouse IA-CEPA melalui kolaborasi kekuatan ekonomi untuk mendorong produktifitas produk industri dan pertanian, dan berkontribusi lebih besar pada global value chains' untuk memasok kebutuhan global.


Baca juga: Sri Mulyani sebut korupsi hambat RI jadi negara berpendapatan tinggi
 

“Pemerintah Indonesia optimis IA-CEPA dapat membawa Indonesia dan Australia untuk meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi yang berkelanjutan, memperkuat peran kedua negara dalam perubahan nilai global dan meraih masa depan yang lebih baik,” tutur Menko Airlangga.

Kedua negara juga menegaskan kembali komitmen terhadap sistem perdagangan multilateral yang terbuka dan berdasar pada prinsip-prinsip yang telah disepakati dalam World Trade Organization (WTO) dan mendukung reformasi yang sejalan dengan kepentingan seluruh anggota WTO.

Indonesia diproyeksikan menjadi manufacturing powerhouse (pusat pengolahan) dengan kemudahan akses berbagai bahan baku dan penolong murah serta berkualitas dari Australia.

Indonesia Australia juga sepakat dan mengakui peran penting investasi infrastruktur yang berkualitas dalam mendorong pemulihan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif sebagai prioritas dalam G20. Kolaborasi juga perlu diperkuat pada isu-isu penting bagi masa depan ekonomi kawasan, diantaranya perubahan iklim, pengurangan emisi, investasi, dan teknologi.

Selain juga mengakui pentingnya nilai dialog berkelanjutan antara kedua mitra strategis dalam mewujudkan Kawasan Indo-Pasifik yang terbuka, inklusif, dan sejahtera. Untuk itu, keduanya berkomitmen pertemuan Indonesia-Australia ETIMM digelar setiap tahun sejalan dengan komitmen dalam Joint Statement Indonesia-Australia ALM tahun 2020.


Baca juga: Sri Mulyani ungkap syarat utama jadikan RI negara berpendapatan tinggi
 

“Sebagai dua negara yang memiliki ikatan sejarah yang dalam dan berbagi ikatan lingkungan yang unik, saya percaya bahwa Indonesia dan Australia dapat tumbuh bersama dengan memanfaatkan kekuatan satu sama lain,” katanya.

Australia merupakan negara maju yang menjadi salah satu mitra dagang penting bagi Indonesia dengan penduduk lebih dari 26,1 juta jiwa (2021) dengan rata-rata real GDP growth 2,44 persen per tahun selama 5 tahun terakhir (2015-2019).

Sampai dengan triwulan pertama 2021, Australia telah mencatatkan investasi sebesar 59.5 juta dolar AS dengan jumlah 321 proyek investasi yang meliputi berbagai sektor seperti pertambangan, industri logam dasar, barang logam, tanaman pangan, perkebunan, peternakan, hotel dan restoran.

Turut hadir sebagai Delegasi Indonesia dalam pertemuan tersebut diantaranya Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Deputi Bidang Kerjasama Penanaman Modal, dan Duta Besar RI di Canberra.

Sedangkan Pemerintah Australia diwakili oleh Australian Treasurer Josh Frydenberg, Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia Dan Tehan, dan Duta Besar (Designate) Australia di Jakarta Penny Williams.


Baca juga: Wamenkeu: Pendapatan negara Mei 2021 tumbuh 9,3 persen

Baca juga: Imbas COVID, Bappenas: RI balik jadi negara pendapatan menengah bawah

 

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021