• Beranda
  • Berita
  • Pedagang jamu Lebak tak tergerus pandemi, bisa untung Rp200 ribu/hari

Pedagang jamu Lebak tak tergerus pandemi, bisa untung Rp200 ribu/hari

6 Juli 2021 21:59 WIB
Pedagang jamu Lebak tak tergerus pandemi, bisa untung Rp200 ribu/hari
Kami berangkat pukul 6.00 WIB dan pulang pukul 10.00 WIB dan setiap hari habis, terlebih saat ini adanya pandemi COVID-19 banyak konsumennya, " kata Atun sambil menyatakan ia baru lulus SMK di Solo Jawa Tengah. ANTARA.

Semua bahan baku jamu itu dari tanaman obat-obatan dibeli dari petani hingga Rp500 ribu per bulan

Pedagang jamu gendong di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, dapat meraup keuntungan Rp130 ribu sampai Rp200 ribu per hari, sehingga dapat menumbuhkan ekonomi keluarga.
 
"Kami selama 30 tahun berjualan jamu mampu beli rumah BTN Palaton Rangkasbitung, juga dua putrinya menjadi sarjana," kata Mba Endo (55) saat ditemui di kediamannya di Lebak, Selasa.
 
Selama ini ekonomi keluarga pedagang jamu tidak terdampak pandemi COVID-19, karena mereka kebutuhan pangan relatif terpenuhi.
 
"Kami sebagai perantau dari Jawa ke Lebak kini bisa meraup keuntungan bersih Rp200 ribu/hari dan bisa mengubah nasib menjadi lebih baik dan hidup sejahtera, " kata Endo yang sudah lama ditinggal suami itu.
 
Begitu juga pedagang jamu lainnya Atun (18) mengaku baru tiga pekan terakhir berjualan keliling di wilayah Desa Rangkasbitung mampu meraup keuntungan Rp130 ribu/ hari.
 
Berjalan kaki melintasi hutan dan kawasan perkebunan kelapa sawit, tidak menjadikan halangan.

Baca juga: Pedagang jamu gendong ikuti sosialisasi jamu berkualitas
 
"Kami berangkat pukul 6.00 WIB dan pulang pukul 10.00 WIB dan setiap hari habis, terlebih saat ini adanya pandemi COVID-19 banyak konsumennya, " kata Atun sambil menyatakan ia baru lulus SMK di Solo Jawa Tengah.
 
Perkumpulan Pedagang Jamu Gendong Kabupaten Lebak Parjiem (58) mengaku saat ini jumlah pedagang jamu gendong di daerah ini mencapai 550 orang tersebar di 28 kecamatan.
 
Mereka kebanyakan warga perantau dari sejumlah daerah di Jawa Tengah, namun saat ini sudah banyak menjadi warga Lebak, Banten.
 
Kehadiran pedagang jamu gendong itu, selain menumbuhkan ekonomi keluarga juga ekonomi petani, karena mereka memproduksi sendiri dan tidak mendatangkan dari Jawa Tengah.
 
"Semua bahan baku jamu itu dari tanaman obat-obatan dibeli dari petani hingga Rp500 ribu per bulan," katanya.
 
Sementara itu Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Yudawati mengatakan pemerintah daerah mendorong pedagang jamu gendong berkembang untuk menumbuhkan ekonomi keluarga.
 
Kebanyakan pedagang jamu gendong itu, kata dia, memiliki identitas kependudukan Lebak.
 
"Kami di tengah penyebaran Virus Corona juga memberikan bantuan melalui Program Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) sebesar Rp2,4 juta per KK," katanya.
 
Penyaluran bantuan modal itu sebanyak 13.600 pelaku unit usaha, termasuk pedagang jamu gendong.

Baca juga: Menkop dorong UKM jamu naik kelas

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021